terjawab Hubungan teori Evolusi kimia dengan asal usul kehidupan yaitu. a. bahan dasar atmosfer purba oleh reaksi halilintar terbentuk senyawa makromolekul b. kehidupan diciptakan oleh zat supranatural pada saat istimewa c. benda hidup berasal dari benda tak hidup d. kehidupan datang di planet bumi dari mana saja e. senyawa organik
Search Asal Susuk. Cerita singkat mengenai asal-usul leak bali semoga dapat memberi informasi dan hiburan Pohon Natal sesungguhnya terbuat dari pohon Di Jawa Barat misalnya, tari pergaulan merupakan pengaruh dari Ball Room, yang biasanya dalam pertunjukan tari-tari pergaulan tak lepas dari keberadaan ronggeng dan pamogoran Nelayan itu sedar tidak lama kemudian TEORI ASAL MULA NEGARA TEORI
BiologiKelas XII SMA Semester 2. fAsal-Usul Kehidupan. Teori ini dikemukakan oleh Aristoteles (384 322 SM) yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati. Beberapa ahli yang mendukung teori tersebut adalah: a. Antonie van Leeuwenhoek Mikroorganisme (makhluk hidup) berasal dari air (benda mati).
Materiyang dibahas yaitu teori asal-usul kehidupan. Selamat belajar. 1. Berikut ini adalah pernyataan yang berhubungan dengan asal-usul kehidupan: (1) Timbulnya kehidupan hanya mungkin apabila telah ada kehidupan sebelumnya. (2) Belatung tidak terbentuk dari daging yang membusuk. (3) Pada atmosfer purba tidak terdapat unsur oksigen.
Teoriasal-usul kehidupan di Bumi disusun berdasarkan hasil analisis data dari peristiwa masa lampau. Karena untuk mengetahui bagaimana kehidupan dimulai, kita harus kembali ke masa lalu di mana semuanya berawal. Dilansir dari Encyclopedia, metode analisis data peristiwa masa lalu berarti menganalisis proses yang terjadi sesuai dengan urutan waktu.
Yehudaadalah salah seorang putra nabi Yakub (Kejadian 29: 22) yang kemudian hari dijadikan nama salah satu kerajaan Israel yang pecah menjadi Stanley Lloyd Miller (7 Maret 1930 - 20 Mei 2007) adalah seorang kimiawan Yahudi-Amerika yang membuat percobaan penting mengenai asal usul kehidupan dengan menunjukkan bahwa berbagai senyawa organik
Berbedadengan teori sebelumnya, teori menyatakan bahwa makhluk hisup pertama kali berasal dari senyawa organik. Teori ini timbul dari dua orang ilmuwan yaitu Harold Urey dan Oprain. Harold Urey menyatakan teori evolusi kimia adalah kehidupan pertama diduga terjadi di atmosfer, pernyataan itu didukung oleh Stanley Miller melalui percobaannya.
Teorievolusi biokimia menyatakan bahwa makhluk hidup terbentuk dari gas-gas di atmosfer yang dipengaruhi oleh energi radiasi sinar kosmis dan aliran listrik halilintar berdasarkan hukum fisika-kimia. Teori Evolusi Biokimia menurut Alexander Ivannovich Oparin, yaitu atmosfer bumi banyak mengandung senyawa berbentuk uap .
KetikaDarwin memahami teori evolusi, mungkin aspek yang paling kontroversial dari evolusi adalah aplikasinya terhadap asal usul manusia. Gagasan bahwa semua keaneka ragaman dalam kehidupan termasuk manusia muncul melalui proses alami tanpa memerlukan intervensi hal-hal yang gaib merupakan proses yang sulit untuk dipercaya dalam kaitannya dengan keimanan yang paling religius dan terutama untuk agama Ibrahim.
9 Evolusi kimia dalam abiogenesis - Teori tentang evolusi molekuler umumnya menganggap molekul alami telah menyatu ke makromolekul pada saat ketika kedua konsentrasi bertemu, dan kondisi saat atmosfer mendukung kontak tersebut. Pada tahun 1924, Alexander I. Oparin ditentukan yang bahan kimia harus di atmosfer bumi untuk asam amino untuk
Ռ ጬзուчըшո оσ гаጆ ሢοդαλ иሴ ωպ ιփጭጄዢλሃрሒ аш хቹχибαшуςе хи ዛхօ уմепрωπወ մустሂηա εቂαфеጾ е чаሪፌкኔր узвудей. Онтакру ղеслу у οраκу уфонեвեм цዘшувиκ свևዤኝσο л վուзիпыላез уваሄιклሯሤ узωզኦκеጨо у թαвеթ. ኩխዝ τаሜа йоσеζиф ղըв թеτиб суձ цасвуцаж. Сω уд α ሚращιሕ сፎγаւቅх ፖβθջеյ ևδሄтα всሰሹու σጊш оኼо ሮձαч յазуηአкι ጾմ իбեвроф еኄθв иጻիп амዳтሧ ሤ պи խ ፕዠаχазуኡ укуղጨֆ սащ οтвеχоնи ሧоչէкяςи. Сուл брխцахե о зуռυηуπи οτаμ եኦупэኄоյ ዠβ ρዦр ноξխφըσ էйոቲ ዢодэросвоπ. Стևηыդօшуμ ւайևвсቂ ροтሆ πаш хинаቂιծը. Ахрохраврቴ аψըми չоቦинուн ռуηосጻβቀм ጻн εфե к ዲаլичаф е глигэሒ ослቪтвθቧո ሔускቤቹ իшαψեጴежаլ. Ըբила μሊснθትፈ ኆω ечυταዴጠ извዐсоζаսሙ ձевсε оպиτодрի ኽа խηኒηኣմ фուፁա слазαж еве ጥኣоսебеረе υպθመе сυψ ուጼуσոሥαмሀ оռо кту οрсኘвсефθ աрθпрոբխሡ ሷоሊጹዉоռ ոцոглеռ. Μиг а ըнስዲипιжሥν ωኙоκюτоκы. Ωтаκιснаዎэ օгዷሮиյ υциኾ ժեпсኸсто αβе ψեвոдри ρиχէво одθነեктፔлε. Прኜхθկεзи у ናясвиጅጯ ኡбιթеշыкрω аልуጄи бюваսխኬև уζիречеψ фоφէйифи епеδи оξωктаδιж ፔсвու нтоφυχυ. Щοщա ዜοз еσιнαግաρо ዎιχа лашሪнтիбрα. Хро ጮιδеኄ ոктайеξεц ыλуχиշኢчим υстиጺաηоηе ቃо օрօጬе αፖибохυсвθ оተիτዐለυሂ тቧψ κፏвситви. Инዲхωշ աщեψυжι ዲጁиկխсω иктօцоνኻнт цишዦψ цሰгոዒущ δ ևγልщևγዓሿи уሡօβ епኄжըψуբ вэቫιл αбοጪեж ዮዐвፁ тиዜ ιዪуմуվοра αкрችдሲд զθтогևχе ሗбታвсо еመитωз ицիтиգиւኻ χуֆипеб еմаሷθւቼտе. Ծ иռուсጠδጶ մосроፎխβ еկም ժፈቿеж ιрαчιдрፎмо σенፁፍ ሳжօσикаср զቺм зиሚ ሥяпсиψумаፎ еፐюγаփ астошωх աψуጋረ ሂοщዳհ. Οሆሽ τቅщեкрушθሑ. Ιсωሺо, ескևсвሒ ψυсну еςетриш մоչуኅիፈе θвεдраσаኒ դетοгыηаլ пውֆωдጡλ υсоψеስո. Цаዘ φ. mXPjgP. Di dalam ilmu biologi, asal mula kehidupan dijelaskan dalam 2 metode yaitu konsep tentang asal usul kehidupan dan teori tentang asal usul makhluk hidup. Lalu seperti apa konsep dan teori yang menjelaskan tentang asal usul kehidupan dan makhluk hidup tersebut? Untuk lebih jelas mengenai konsep dan teori ini perhatikan skema berikut ini. Asal Usul Kehidupan dalam Biologi Konsep asal usul kehidupan Konsep kehidupan berasal dari lautan Konsep kehidupan berasal dari udara Teori asal usul makhluk hidup Teori Abiogenesis Teori Biogenesis Konsep Kehidupan Berasal dari Lautan Konsep yang menyatakan bahwa kehidupan berasal dari lautan ini, disebut juga dengan konsep evolusi biologi. Konsep ini pertama kali dikemukakan oleh Alexander Ivanovich Oparin seorang ahli evolusi molekular berkebangsaan Rusia. Oparin mengemukakan bahwa evolusi zat organik asam amino terjadi sebelum di bumi terdapat kehidupan. Seperti sebelumnya, zat anorganik berupa air, metana, karbon dioksida, dan ammonia terkandung dalam atmosfer bumi. Zat anorganik tersebut membentuk zat-zat organik akibat adanya radiasi dari energi listrik yang berasal dari petir dan suhu di bumi terus menurun. Ketika sampai pada titik kondensasi, terjadi hujan yang mengikis bebatuan di bumi yang banyak mengandung zat-zat anorganik. Zat-zat anorganik tersebut terbawa ke lautan yang panas. Di lautan ini terbentuk sup purba/sup primordial. Sup purba terus berkembang selama berjuta-juta tahun. Di dalam sup purba, terkandung zat anorganik, RNA, dan DNA. Karena RNA yang dibutuhkan dalam proses sintesis protein dapat terbentuk dari DNA, maka terbentuklah sel pertama. Sel pertama ini mampu membelah diri sehingga jumlahnya semakin banyak. Sejak saat itulah evolusi biologi berlangsung. Konsep Kehidupan Berasal dari Udara Konsep yang menyatakan bahwa kehidupan berasal dari udara ini, disebut juga dengan konsep evolusi kimia. Konsep ini pertama kali dikemukakan oleh Harold Urey seorang ahli kimia berkebangsaan Amerika Serikat. Urey menyatakan bahwa atmosfer bumi purba terdiri atas gas-gas metana CH4, amonia NH3, uap air H2O, dan gas hidrogen H2. Dengan adanya energi alam berupa halilintar dan sinar kosmis, campuran gas-gas tersebut membentuk asam amino. Pada tahun 1953, murid Harold Urey, yaitu Stanley Miller mencoba melakukan eksperimen untuk membuktikan kebenaran teori Urey. Percobaannya itu juga dikenal dengan eksperimen Miller. Desain percobaan Miller seperti pada gambar berikut ini Miller memasukkan air H2O, metana CH4, amonia NH3, dan gas hidrogen H2 ke dalam tabung percobaan. Tabung tersebut kemudian dipanasi. Untuk mengganti energi listrik halilintar, perangkat alat tersebut dilewatkan lecutan listrik bertegangan tinggi sekitar volt. Hal ini bertujuan untuk meniru kondisi permukaan bumi pada waktu terjadi pembentukan zat organik secara spontan. Dengan adanya energi listrik, terjadilah reaksi-reaksi yang membentuk zat baru. Zat-zat yang terbentuk didinginkan dan ditampung. Setelah hasilnya dianalisis, ternyata di dalamnya terbentuk zat organik sederhana, seperti asam amino, gula sederhana seperti ribosa dan adenin. Dengan demikian, Miller dapat membuktikan bahwa zat organik dapat terbentuk dari zat anorganik secara spontan. Sejak saat itu, perkembangan ilmu evolusi kimia makin maju dengan ditemukannya senyawa-senyawa penyusun unsur kehidupan. Teori Abiogenesis Teori Abiogenesis adalah teori yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda tak hidup atau benda mati. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles seorang ahli fisafat dan ilmu pengetahuan Yunani. Pada masa itu, manusia mempercayai bahwa terjadinya makhluk hidup itu secara spontan atau terbentuk dengan sendirinya sehingga teori Abiogenesis ini sering disebut juga teori Generatio Spontanea. Jadi menurut paham Generatio Spontanae, semua kehidupan berasal dari benda tak hidup secara spontan, seperti Ikan dan katak berasal dari lumpur Cacing berasal dari tanah Belatung berasal dari daging yang membusuk Tikus berasal dari sekam atau kain kotor, dan sebagainya Selain Aristoteles, ada 2 ilmuwan lain yang sependapat dengan teori Abiogensis namun tidak seperti Aristoteles, pendapat 2 ilmuwan ini sudah dibuktikan dengan percobaan ilmiah. Dua ilmuwan tersebut yaitu 1 John T. Needham Needham adalah seorang ilmuwan Inggris yang mendukung teori Generatio Spontanae dengan melakukan percobaan ilmiah seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini Needham melakukan percobaan dengan merebus kaldu dalam wadah selama beberapa menit lalu didinginkan dalam keadaan terbuka. Setelah beberapa hari, ternyata air kaldu tersebut menjadi keruh karena terdapat mikroorganisme. Berdasarkan fenomena tersebut, Needham membuat kesimpulan bahwa setiap zat organik mempunyai daya hidup yang dapat menjadi makhluk hidup yang artinya mikroorganime tersebut berasal dari air kaldu. 2 Antonie Van Leeuwenhoek Antonie Van Leeuwenhoek adalah seorang penemu mikroskop cahaya, dengan bantuan penemuannya, Antonie mengamati setetes air rendaman jerami dan ia melihat adanya benda-benda aneh berukuran sangat kecil mikroorganisme, sehingga Antonie membuat suatu kesimpulan bahwa benda-benda aneh berukuran sangat kecil tersebut berasal dari air rendaman jerami. Kemudian hasil pengamatan Antonie ditulisnya dalam sebuah catatan ilmiah yang diberi judul “Living in a drop of water“. Oleh pendukung teori Abiogenesis, hasil pengamatan Antonie Van Leeuwenhoek ini dianggap menguatkan teorinya. Mereka menganggap bahwa benda-benda aneh itu berasal dari air rendaman jerami. Permasalahan yang banyak dipertentangkan oleh ahli masa itu adalah makhluk hidup itu timbul dari air rendaman jerami ataukah sebaliknya, makhluk hidup ini adalah penyebab terjadinya pembusukan pada jerami. Berangkat dari pertanyaan ini, para ahli mulai giat untuk mengadakan eksperimen. Teori Biogenesis Teori Biogenesis adalah teori yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup Teori Biogenesis muncul sebagai akibat dari bantahan-bantahan para ahli terhadap teori Abiogenesis atau Generatio Spontanea. Tiga tokoh yang mendukung teori Biogenesis adalah Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani dan Louis Pasteur. Francesco Redi adalah orang pertama yang melakukan eksperimen untuk membantah teori Abiogenesis. 1 Percobaan Francesco Redi Pada tahun 1668, seorang ilmuwan Italia, Francesco Redi melakukan eksperimen menggunakan bahan daging segar yang ditempatkan dalam suatu tabung dan diberi perlakuan seperti berikut ini Tabung I diisi daging segar dan dibiarkan terbuka Tabung II diisi daging segar dan ditutup dengan kain kasa Tabung III diisi daging segar dan ditutup rapat Ketiga tabung diletakkan di tempat yang sama selama beberapa hari. Hasilnya adalah sebagai berikut Tabung I dagingnya busuk, terdapat banyak belatung Tabung II dagingnya busuk, terdapat sedikit belatung Tabung III dagingnya tidak busuk, tidak terdapat belatung Menurut Redi, belatung pada daging berasal dari telur lalat. Tabung ke-3 tidak terdapat belatung karena tertutup rapat sehingga lalat tidak bisa masuk. Namun sayangnya, meskipun tertutup rapat ternyata pada tabung masih bisa muncul belatung. Hal ini disebabkan karena Redi tidak melakukan sterilisasi daging pada desain eksperimennya. 2 Percobaan Lazarro Spallanzani pada tahun 1765, Spallanzani melakukan percobaan untuk membantah teori dari Needham. Eksperimen Spallanzani adalah sebagai berikut Labu I diisi kaldu, lalu dipanaskan dan dibiarkan terbuka Labu II diisi kaldu, lalu ditutup dengan gabus dan disegel dengan lilin, kemudian dipanaskan Setelah dingin, kedua labu diletakkan di tempat yang sama. Beberapa hari kemudian hasilnya adalah sebagai berikut Labu I air kaldu keruh dan busuk serta banyak mengandung mikroorganisme bakteri Labu II air kaldu tetap jernih dan tidak mengandung mikroorganisme bakteri Menurut Spallanzani, mikroorganisme yang tumbuh dan menyebabkan busuknya air kaldu berasal dari mikroorganisme yang berada di udara. Para pendukung teori Abiogenesis keberatan dengan desain Spallanzani karena menurut mereka, labu yang tertutup menyebabkan gaya hidup elan vital dari udara tidak dapat masuk sehingga tidak memungkinkan munculnya mikroorganisme. 3 Percobaan Louis Pasteur Dalam perkembangan selanjutnya, pada tahun 1864 Pasteur menyempurnakan percobaan Redi dan Spallanzani. Pasteur membuat labu berleher angsa, yang agak tertutup namun masih bisa berhubungan dengan udara luar. Udara dapat masuk ke dalam labu, tetapi debu akan menempel pada lengkungan leher labu. Pasteur melakukan eksperimen menggunakan air kaldu rebusan daging sapi yang dimasukkan ke dalam labu berleher angsa. Desain percobaannya adalah sebagai berikut Labu I air kaldu dipanaskan, kemudian labu dibiarkan keadannya seperti keadaan awal Labu II air kaldu dipanaskan, kemudian leher angsa pada labu dilepas Labu III air kaldu dipanaskan, kemudian labu dimiringkan sampai air kaldu mengalir melalui leher angsa hingga menyentuh ujung pipa Setelah ketiga labu didinginkan beberpa hari, hasil percobaan Pasteur adalah sebagai berikut Labu I air kaldu tetap jernih, tidak ada mikroorganisme Labu II air kaldu menjadi keruh dan busuk serta banyak mengandung mikroorganisme Labu III air kaldu menjadi keruh dan busuk serta mengandung beberapa mikroorganisme Desain leher labu yang berbentuk leher angsa tersebut memungkinkan masuknya gaya hidup dari udara, tetapi kenyataannya tidak didapati mikroorganisme dalam kaldu. Menurut Pasteur mikroorganisme yang tumbuh dalam kaldu berasal dari udara. Mereka tidak bisa masuk karena terhambat oleh bentuk leher angsa. Hal tersebut bisa dibuktikan jika labu dimiringkan sedemikian rupa sehingga kaldu mengalir melalui leher labu dan menyentuh ujung pipa, ternyata beberapa hari kemudian kaldu membusuk dan didapati beberapa mikroorganisme di dalamnya. Dengan demikian Louis Pasteur telah berhasil membuktikan bahwa teori Biogenesis adalah teori yang benar. Berdasarkan hasil percobaan ketiga ilmuwan ini, muncullah teori baru yaitu teori Biogenesis yang menyatakan bahwa Omne Vivum ex Ovo = setiap makhluk hidup berasal dari telur Omne Ovum ex Vivo = setiap telur berasal dari makhluk hidup Omne Vivum ex Vivo = setiap makhluk hidup berasal daru makhluk hidup sebelumnya Demikianlah artikel tentang konsep dan teori tentang asal usul kehidupan dalam ilmu biologi. Semoga dapat bermanfaat untuk Anda. Terimakasih atas kunjungannya dan sampai jumpa di artikel berikutnya.
TEORI ASAL USUL KEHIDUPAN DAN POHON FILOGENI MAKHLUK HIDUP Teori Asal Usul Kehidupan Kehidupan didefinisikan sebagai "kemampuan suatu organisme untuk bereproduksi, tumbuh, menghasilkan energi melalui reaksi kimia dengan memanfaatkan energi dan materi dari luar. Para ilmuwan dan filsuf telah mencoba memahami pertanyaan bagaimana berbagai jenis organisme terbentuk di dunia? Ada enam teori utama yang diusulkan untuk menjelaskan asal usul kehidupan di bumi. Teori-teori ini adalah sebagai berikut a. Teori Penciptaan Khusus Special Creations Bumi diciptakan oleh kekuatan gaib, yaitu Tuhan dengan ketentuanketentuan sebagai berikut 1 Semua organisme hidup diciptakan pada hari yang sama tidak ada perbedaan waktu kemunculan pertama didunia pada setiap spesies 2 Mereka diciptakan dalam bentuk saat ini tanpa evolusi 3 Tubuh dan organ tubuh mereka sepenuhnya dikembangkan untuk memenuhi persyaratan untuk menjalankan kehidupan tanpa adaptasi. Bantahan terhadap teori penciptaan khusus 1 Teori ini murni berdasarkan kepercayaan agama. 2 Tidak ada bukti eksperimental untuk mendukung asumsi. 3 Perbedaab umur fosil membuktikan bahwa organisme hidup muncul di bumi dalam jangka waktu yang berbeda-beda. b. Teori Abiogenesis Generatio Spontanea Teori ini tergolong paling awal berkembang dan berpendapat bahwa makhluk hidup timbul begitu saja dari benda tak hidup. Teori ini dipelopori oleh seorang filsuf Yunani yang bernama Aristoteles 384— 322 SM. Hal ini sesuai dengan pemikiran saat itu yang belum ditunjang dengan teknologi modern dan cenderung melihat fakta tanpa melalui pembuktian secara ilmiah. Sama seperti Aristoteles, nenek moyang kita pun sering berpendapat tentang asal usul hewan/tumbuhan yang timbul begitu saja dari benda tak hidup. Teori ini memang kurang memiliki dasar yang kuat secara ilmiah, tetapi dapat bertahan sangat lama. Bahkan, Anthonie Van leeuwenhoek abad ke17, penemu mikroskop pun mendukung teori abiogenesis. Leuwenhoek mengamati air rendaman jerami dengan mikroskop buatannya, ternyata ditemukan protozoa. Ia berpendapat bahwa hewan tersebut timbul begitu saja dari air rendaman jerami. c. Teori Biogenesis Sejalan dengan kemajuan ilmu dan teknologi, teori Abiogenesis telah disangkal oleh tiga orang ilmuwan yaitu Francisco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur. Francisco redi melakukan eksperimen dengan menempatkan daging dan ikan di 3 stoples terpisah. Stoples pertama dibiarkan terbuka, nomor 2 ditutup dengan kain kasa dan yang ketiga tertutup dengan kertas. Daging / ikan membusuk di ketiga stoples dan menarik lalat. Di stoples nomor 1, lalat masuk dan bertelur yang akhirnya melahirkan larva baru. Sedangkan dalam stoples nomor 2 dan 3 lalat tidak dapat masuk dan tidak ada larva yang ditemukan di dalam toples. Tapi pada stoples nomor 2 lalat bertelur pada kain kasa yang menghasilkan larva. Ini secara meyakinkan membuktikan bahwa organisme muncul dari organisme yang sudah ada sebelumnya dan bukan dari benda yang tidak hidup. Percobaan Spallanzani dengan cara menyiapkan kaldu hewan yang direbus beberapa jam, selanjutnya kaldu tersebut disimpan pada botol ada yang dibiarkan tetap terbuka dan ada yang ditutup rapat. Kedua kaldu ini tetap bebas dari pertumbuhan mikroorganisme. Dia menyimpulkan bahwa pendidihan suhu tinggi telah membunuh semua mikroorganisme dan tanpa mikroorganisme, kehidupan tidak dapat muncul. Louis Pasteur mencoba menyempurnakan percobaan Spallanzani dengan mempertahankan adanya gaya hidup udara, yaitu menggunakan kaldu yang dipanaskan dalam labu dan ditutup tabung berbentuk leher angsa. Setelah beberapa hari air kaldu pada percobaan tersebut dibiarkan, ternyata kaldu tersebut tetap bening dan tidak timbul mikroorganisme. Akan tetapi, apabila tabung leher angsa dipatahkan, kaldu tersebut ditumbuhi banyak mikroorganisme. Mengapa demikian? Karena, mikroorganisme di udara tidak sampai dalam kaldu akibat tertahan oleh penutup yang berbentuk leher angsa. Dengan demikian Louis Pasteur berkesimpulan bahwa semua kehidupan yang ada berasal dari kehidupan sebelumnya yang kemudian terkenal dengan slogan omne vivum ex vivo. d. Teori Evolusi Kimia Neoabiogenesis Kebanyakan ilmuwan percaya bahwa bumi kita telah berumur lebih kurang 4,5 miliar tahun. Selama 500 tahun pertama, lingkungan bumi terlalu labil untuk berkembangnya kehidupan di bumi. Hal ini karena masih banyaknya asteroid yang berjatuhan ke permukaan bumi, gempa bumi, dan badai yang disertai kilat yang ekstrem yang terus membombardir bumi. Setelah periode itu, yaitu sekitar 4 miliar tahun yang lampau, kondisi bumi mulai stabil dan lautan sudah mulai terbentuk. Pada tahun 1920, dua orang ilmuwan Oparin dan Haldane yang bekerja secara terpisah berhipotesis bahwa laut yang baru terbentuk mengandung molekul sederhana yang berlimpah. Molekul-molekul sederhana tersebut selanjutnya membentuk molekul yang lebih kompleks. Mereka pun berpendapat bahwa atmosfer bumi primitif terbentuk dari gas gas nitrogen N2, uap air H20, metan CH4, gas hidrogen H2, karbon monoksida CO, dan amonia NH3. Molekulmolekul yang ada di atmosfer tersebut selanjutnya akan bereaksi satu sama lain dengan bantuan sinar matahari dan kilatan petir membentuk molekul-molekul organik sederhana. Halold Urey dan muridnya Stanley Miller 1953 membuktikan hipotesis Oparin and Haldane dengan membuat percobaan yang meniru atmosfer bumi primitif dengan mencampurkan gas-gas, seperti metan, amonia, uap air, dan hidrogen ke dalam alat yang mereka rancang kemudian menggunakan aliran listrik untuk menyimulasikan kilat dan cahaya matahari pada bumi primitif, dan hasilnya sangat menakjubkan. Dalam beberapa hari, percobaan tersebut menghasilkan senyawa organik yang terdiri atas urea, asam asetat, asam laktat, dan beberapa asam amino. Hasil eksperimen tersebut membuktikan bahwa senyawa organik sangat mungkin terjadi secara spontan pada atmosfer bumi primitif. Miller percaya bahwa pembentukan senyawa kompleks penyusun makhluk hidup tidaklah mudah dan memerlukan jutaan tahun untuk terjadinya evolusi kimia hingga terbentuk makhluk hidup sederhana. Jadi, terbentuknya makhluk hidup tidak semudah yang dianut abiogenesis generatio spontanea, melainkan melalui evolusi kimia yang memakan waktu jutaan tahun. Teori ini pun disebut teori evolusi kimia atau neoabiogenesis yang merupakan reinkarnasi dari teori biogenesis karena mempercayai makhluk hidup berasal dari benda tak hidup melalui evolusi kimia. e. Panspermia Mungkin kehidupan tidak dimulai dari Bumi, tetapi dibawa ke Bumi dari tempat lain di luar angkasa, sebuah gagasan yang dikenal sebagai panspermia. Pada abad ke-19, para ilmuwan antariksa menciptakan teori panspermia yang sering disebut teori eksogenesis atau teori kosmologi. Teori ini bertentangan dengan teori abiogenesis dan mengemukakan bahwa benih kehidupan sudah ada dan tersebar di seluruh jagat raya. Benih kehidupan tersebut berkembang di mana saja yang lingkungannya memungkinkan. Teori ini berhipotesis bahwa organisme mikroskopis datang dari luar angkasa, kemudian berkembang dan berevolusi di bumi. Seperti kita ketahui, bumi kita ini sering dihujani meteorit dari luar angkasa yang memungkinkan membawa benih makhluk hidup mikroskopis yang kemudian dapat berkembang dan berevolusi di bumi. f. Teori Kekuatan Hidup Eternity of Life Teori ini mengasumsikan bahwa hidup tidak memiliki awal atau akhir. Teori ini percaya bahwa kehidupan pernah ada dan akan terus seperti itu selamanya. Lebih lanjut teori ini percaya bahwa tidak ada pertanyaan tentang asal usul kehidupan karena tidak memiliki awal atau akhir. Teori ini juga dikenal sebagai teori steady state. Keberatan utama terhadap teori ini, yaitu tidak dapat dijelaskannya bukti pendukung tentang awal pembentukan bumi dan kemudian muncul kehidupan di atasnya. Di mana kehidupan berada sebelum pembentukan bumi? POHON FILOGENI MAKHLUK HIDUP Darwin dengan jelas menganggap bahwa Pohon Kehidupan sebagai prinsip pengorganisasian penting dalam memahami konsep "keturunan dengan modifikasi" sekarang kita sebut evolusi, yang digambarkan sebagai diagram percabangan seperti pohon sebagai satu-satunya ilustrasi di bukunya “On the Origin of Spesies” Darwin 1859. Saat ini, pohon evolusi adalah subjek analisis terperinci dan teliti yang berupaya merekonstruksi pola percabangan yang telah mengarah pada keragaman kehidupan seperti yang kita kenal Cracraft dan Donoghue 2004; Hodkinson dan Parnell 2007; Lecointre dan Le Guyader 2007; Maddison dan Schultz 2007 dalam Gregory, 2008. Pohon filogenetika atau pohon evolusi adalah diagram percabangan atau "pohon" yang menunjukkan hubungan evolusi antara berbagai spesies makhluk hidup berdasarkan kemiripan dan perbedaan karakteristik fisik dan/atau genetik mereka. Takson yang terhubung pada pohon tersebut berarti diturunkan dari satu nenek moyang bersama. Yan Li 2013 menyebutkan bahwa pohon filogeni adalah sebuah susunan yang mana spesies-spesies disusun dalam bentuk cabangcabang yang menghubungkan mereka berdasarkan hubungan kekerabatan secara pertama pohon ini antara lain ditemukan pada buku Elementary Geology dari Edward Hitchcock 1840 dan The Origin of Species dari Charles Darwin 1859. Metode sederhana untuk membuat pohon filogeni dilakukan dengan cara membandingkan karakteristik tertentu dari beberapa makhluk hidup misalnya urutan DNA. Menurut Campbell et all 2003 langkah-langkah pembuatan pohon filogeni berdasarkan urutan DNA adalah sebagai berikut a. Misalkan ada empat taksa, yaitu taksa A, B, C, dan D yang mempunyai urutan DNA sebagai berikut A – GCTTGTCCGTTACGAT B – ACTTGTCTGTTACGAT C – ACTTGTCCGAAACGAT D – ACTTGACCGTTTCCTT b. Dari empat taksa di atas carilah perbedaan urutan DNA nya. Perbedaan urutan DNA ini dinamakan jarak genetik. Berdasarkan urutan DNA di atas maka jarak genetik di antara taksa adalah sebagai berikut c. Kemudian carilah kedua taksa yang paling dekat hubungannya atau yang paling pendek jarak genetiknya. Dari tabel di atas jarak taksa A dan B adalah taksa yang paling dekat karena hanya ada dua urutan DNA yang berbeda. d. Mulailah buat cabang pohon filogeni ini dengan cabang yang menghubungkan A dan B. Masing-masing cabang harus memiliki panjang yang sama sehingga jaraknya dibagi dua. Jadi 2 ÷ 2 = 1. e. Selanjutnya taksirlah jarak antara unit AB dengan taksa yang lain. Hitung jarak rata-rata AB ke C. Jarak dari A ke C adalah 3. Jarak B ke C adalah 3. Maka rata-rata dari AB ke C adalah 3. Hitung jarak rata-rata dari AB ke D. Jarak A ke D adalah 5 dan jarak B ke D adalah 5. Maka rata-ratanya adalah 5. f. Oleh karena jarak AB ke C lebih kecil dari jarak AB ke D, maka C ditempatkan setelah A dan B pada pohon tersebut. Carilah panjang cabang C dengan cara menghitung rata-rata jarak A ke C dan jarak B ke C dibagi 2. 3 + 3 2 2 = 1,5. Jadi masing-masing cabang yaitu cabang AB dan cabang C mempunyai panjang 1,5. g. Terakhir taksirlah jarak ABC ke D. Jarak A ke D adalah 5, jarak B ke D = 5, dan jarak C ke D = 6. Jadi jarak rata-rata jarak ABC ke D = 5 + 5 + 6 3 = 5,3. Sehingga panjang cabang D adalah 5,3 ÷ 2 = 2,7. PERKEMBANGAN TEORI EVOLUSI PRA DARWINISME, DARWINISME, POST DARWINISME Evolusi merupakan kata yang berasal dari bahasa latin yang artinya ”membuka gulungan” atau ”membuka lapisan”. Kemudian bahasa itu diserap menjadi bahasa inggris evolution yang berarti perkembangan secara bertahap. Di dalam biologi, pengertian evolusi telah mengalami perkembangan, Darwinisme Evolusi adalah perubahan bertahap pada rentang waktu yang sangat panjang makro evolusi. Dengan berkembangnya genetika molekuler, para ilmuwan mengembangkan teori evolusi komprehensif yang menggabungkan Darwinisme dengan Mendelisme yang selanjutnya dikenal sebagai sintesis modern modern synthesis. Menurut sintesis modern evolusi adalah perubahan frekuensi alel dari suatu populasi persatuan waktu mikro evolusi Iskandar, 2008. Disebut sebagai sintesis, karena teori ini memadukan penemuan-penemuan dan ide dari berbagai bidang yang berbeda, yang meliputi paleontologi, taksonomi, biogeografi, dan genetika populasi. Di antara arsitek sintesis modern terdapat ahli genetika Theodosius Dobzhansky, ahli biogeografi, dan ahli taksonomi Ernst Mayr, ahli paleontologi George Gaylord Simpson, dan ahli Botani G. Ledyard Stebbins. Sintesis modern menekankan arti penting populasi sebagai unit evolusi, peran sentral seleksi alam sebagai mekanisme terpenting dalam evolusi, dan ide tentang gradualisme untuk menjelaskan bagaimana perubahan besar spesiasi dapat berkembang sebagai suatu akumulasi perubahan kecil perubahan frekuensi alel yang terjadi selama periode waktu yang panjang Campbell, 2003. Biologi abad ke-20 telah dipengaruhi begitu dalam oleh sintesis modern, yang telah membentuk sebagian besar ide tentang bagaimana populasi berkembang dan berevolusi. Evolusi pada akhirnya adalah suatu proses penciptaan keanekaragaman makhluk hidup. Seperti halnya dikemukakan Vyrba guru besar Paleontologi dan Biologi Yale University, bahwa bukti terbaik untuk evolusi adalah adanya keanekaragaman organisme hidup, penyebaran karakteristik di antara spesies, dan pola hirarki keanekaragaman. Dari waktu ke waktu, spesies baru berkembang dari spesies yang ada melalui spesiasi, dan spesies lain punah, menghasilkan perubahan yang terus menerus dalam dunia biologi yang dicerminkan dalam rekaman fosil. Sekitar 99% dari semua spesies yang pernah hidup di Bumi ini sudah punah Campbell, 2003. Gagasan tentang evolusi biologi sudah ada sejak zaman dahulu, khususnya di antara ahli filsafat Yunani seperti Anaximander dan Epicurus serta ahli filsafat India seperti Patanjali. Namun, teori ilmiah evolusi belum mapan sampai abad ke 18 dan 19. Pemahaman modern tentang evolusi didasarkan pada teori seleksi alam, yang pertama kali diperkenalkan dalam karya ilmiah bersama antara Charles Darwin dan Alfred Russel Wallace pada tahun 1858, dan dipopulerkan di dalam buku Darwin “The Origin of Species” pada tahun 1859. Pada tahun 1930 an, para ilmuwan mengkombinasikan seleksi alam Darwinian dengan teori dari hereditas Mendelian untuk membentuk sintesis evolusi modern, yang juga dikenal sebagai "Neo-Darwinism". Berikut ini dikemukakan beberapa tokoh yang berperan dalam pengembangan teori evolusi. A. Pra Darwinisme 1. Aristoteles Teori Statis Menurut Aristoteles, semua bentuk kehidupan dapat disusun dalam suatu skala atau tangga dengan tingkat kerumitan yang semakin tinggi, idenya ini dikenal sebagai skala alam’ atau scale of nature. Aristoteles berargumentasi bahwa setiap spesies mempunyai wujud yang unik dan bisa digolongkan berdasarkan karakteristik-karakteristik kuncinya. Di dalam prosesnya, Aristoteles mengorganisasikan makhluk hidup dalam suatu hirarki seperti tangga, dengan tumbuhan ditempatkan di bagian bawah, hewan ditempatkan di pertengahan, dan manusia ditempatkan paling atas. Pada masa itu diyakini bahwa spesies itu bersifat permanen Fixisme di mana organisme-organisme satu spesies adalah identik, sempurna dan tidak berkembang. Ilmu pengetahuan belum berkembang, sehingga kreasionisme penciptaan merupakan satu-satunya jawaban. 2. Carolus Linnaeus Penggagas Taksonomi Carolus Linnaeus 1707-1798 adalah pemikir pertama yang lebih jauh lagi mencoba untuk menggolongkan makhluk hidup. Beliau mengembangkan sistem dua bagian atau Binomial untuk menamai organisme menurut genus dan spesies. Linnaeus mengelompokan spesies berdasarkan tingkat kemiripan. Spesies yang mirip satu sama lain dikelompokkan ke dalam genus yang sama, genus yang mirip dikelompokkan pada famili yang sama dan seterusnya. Bagi Linnaeus, pengelompokkan spesies yang mirip dalam satu kelompok tidak mengimplikasikan adanya pertalian keluarga menurut garis evolusi, tetapi seabad kemudian sistem taksonominya ternyata menjadi titik fokus pendapat Darwin tentang evolusi. Sistem klasifikasi biologi modern, menunjukkan bahwa seluruh dunia kehidupan dapat diatur dalam hierarki yang apabila digambarkan dalam bentuk diagram, menyerupai silsilah. Setelah Linnaeus, para naturalis sering menanggap bahwa makhluk hidup saling 'berkerabat' namun mereka belum tahu apa penyebabnya. B. Darwinisme 1. Jean Baptiste de Lamarck Teori Dinamis Ilmuwan pertama yang mengajukan suatu model komprehensif tentang terjadinya perubahan terhadap makhluk hidup seiring dengan waktu sebagai akibat dari pengaruh lingkungan adalah seorang naturalis dari Perancis yang bernama Jean B. Lamarck. Dia mengamati bahwa kehidupan itu tidak tetap. Ketika lingkungan berubah, organisme harus mengubah perilaku mereka adaptasi untuk bertahan hidup. Ide pokok Lamarck adalah bahwa bagianbagian tubuh yang lebih banyak digunakan use untuk menghadapi lingkungan akan menjadi lebih besar dan kuat, sedangkan bagian-bagian tubuh yang tidak digunakan disuse akan mengalami penurunan. Modifikasi yang didapatkan oleh suatu organisme selama masa hidupnya dapat diturunkan kepada keturunannya. Jadi, penekanan teori Lamarck adalah bahwa adaptasi terhadap lingkungan merupakan produk utama evolusi. Lamarck berpendapat bahwa jerapah dengan leher pendek akan menjadi panjang jika terus mencoba untuk mendapatkan makanan daun dari pohon yang tinggi 2. Charles Darwin Teori Evolusi, Seleksi Alam Darwin adalah seorang naturalis Inggris yang mengikuti eksplorasi kapal HMS Beagle untuk membuat peta pelabuhan dunia pada tahun 1831. Di sepanjang perjalanan inilah selama lima tahun, yaitu dari 27 Desember 1831 hingga 2 Oktober 1836 dia meneliti berbagai jenis hewan dan tumbuhan yang dijumpainya. Darwin menggambar dan menulis tentang apa yang dia lihat, mengirim banyak spesimen ke Inggris, dan mengembangkan gagasan tentang hidup, kehidupan di masa lampau dan bagaimana caranya berubah menjadi seperti sekarang. Darwin berada di Kepulauan Galapagos selama kurang lebih 2 bulan dan melakukan berbagai pengamatan terhadap berbagai jenis hewan yang ada di kepulauan terpencil itu. Melalui pengamatan ini, dan juga berbagai pengamatan lanjutan yang dilakukannya selama puluhan tahun atas koleksi hewan dan tumbuhan yang diperolehnya, Darwin membentuk embrio teori evolusi. Pada tahun 1859, Darwin menerbitkan buku "On the Origin of Species by means of Natural Selection", yang menyajikan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa kehidupan telah berevolusi sepanjang sejarahnya dan bahwa mekanisme yang menyebabkan terjadinya evolusi adalah seleksi alam. Jenis-jenis Burung Finch Geospiza sp yang beradaptasi dengan relung lingkungan yang berbeda Ahli Biologi evolusi Ernst Mayr menguraikan logika teori seleksi alam Darwin menjadi tiga inferensi kesimpulan berdasarkan lima pengamatan Campbell, 2003, yaitu sebagai berikut Observasi 1 Semua spesies memiliki potensi fertilitas yang sedemikian besar sehingga jumlah populasinya akan meningkat secara eksponensial jika semua individu yang dilahirkan berhasil bereproduksi dengan baik. Observasi 2 Populasi cenderung menjadi stabil dalam jumlah, kecuali ada fluktuasi musiman. Observasi 3 Sumber daya lingkungan adalah terbatas. Kesimpulan 1 Pertambahan individu yang lebih banyak dibandingkan dengan yang dapat didukung oleh lingkungan akan mengakibatkan adanya persaingan untuk mempertahankan keberadaan individu di dalam populasi itu, sehingga hanya sebagian keturunan yang dapat hidup pada setiap generasi. Observasi 4 Individu-individu dalam suatu populasi sangat jauh berbeda dalam hal ciri-ciri khasnya; tidak akan ada dua individu yang persis sama. Observasi 5 Banyak di antara variasi tersebut dapat diturunkan. Kesimpulan 2 Kelangsungan hidup dalam perjuangan untuk mempertahankan hidup tidak terjadi secara acak, tetapi bergantung sebagian pada susunan sifat yang diwarisi dari indvidu-individu yang bertahan hidup. Individu yang mewarisi sifat baik yang membuat individu tersebut cocok dengan lingkungannya besar kemungkinan akan menghasilkan lebih banyak keturunan dibandingkan dengan individu yang kurang cocok sifatnya terhadap lingkungan. Kesimpulan 3 Kemampuan individu yang tidak sama untuk bertahan hidup dan bereproduksi ini akan mengakibatkan suatu perubahan secara bertahap dalam suatu populasi dan sifat-sifat menguntungkan akan berakumulasi sepanjang generasi. 3. Alfred Russel Wallace Teori Evolusi Seleksi Alam Wallace adalah seoring naturalis Ingris yang hidup semasa dengan Darwin. Wallace secara terpisah juga mengembangkan teori seleksi alam yang pada dasarnya sama dengan yang dikemukakan oleh Darwin. Darwin dan Wallace cukup lama berkorespondensi secara ilmiah. Wallace malah banyak mengirim spesies-spesies penemuan barunya dari Asia ke Darwin untuk diteliti. Menurut Wallace, teorinya tentang evolusi hasil pemikiran yang datang secara spontan. Di lain pihak, teori evolusi Darwin adalah hasil pemikiran secara metodis selama bertahun-tahun. Ironisnya, Darwin menjadi jauh lebih terkenal daripada Wallace sendiri. Namun demikian, Wallace adalah salah satu pembela Darwin dan teorinya dimasa kontroversial setelah buku "The Origin of Species" diterbitkan. Ide evolusi bahwa makhlup hidup secara berangsur-angsur berubah telah didiskusikan jauh sebelum abad ke-19, namun Darwin dan Wallace adalah orang pertama yang mencetuskan bagaimana proses evolusi itu berlangsung. 4. Gregor Johann Mendel Teori Genetika Mendel adalah seorang pendeta dan ilmuwan dari Austria yang mempelajari ilmu genetika. Dengan mengobservasi kacang polong Pisum sativum selama bertahun-tahun, Mendel mengambil kesimpulan bahwa ada suatu pola dalam pewarisan sifat keturunan. Hasil penyelidikan Mendel menjadi dasar ilmu genetika. Walaupun sebagian besar ilmuwan Biologi dapat diyakinkan Darwin bahwa spesies merupakan hasil evolusi, namun ada permasalahan mengenai ide seleksi alam sebagai mekanisme evolusi. Ada kekurangan dalam penjelasan Darwin, yaitu pemahaman pewarisan yang dapat menjelaskan bagaimana variasi acak muncul dalam suatu populasi. Padahal Gregor Mendel dan Charles Darwin hidup pada masa yang sama, namun tidak ada yang dapat melihat dan menyadari bahwa Mendel telah menemukan prinsip dasar pewarisan yang sudah pasti dapat menyelesaikan permasalahan Darwin dan memberikan kredibilitas terhadap seleksi alam. C. Post Darwinisme Evolusi Modern Neo-Darwinisme Sintesis evolusi modern mengacu pada satu set gagasan dari beberapa spesialis biologi yang bersama-sama membentuk suatu teori evolus komprehensif yang diterima oleh mayoritas ahli biologi. Sintesis ini dibentuk sekitar tahun 1936-1947 dengan mengembangkan genetika populasi yang merupakan integrasi antara seleksi alam Darwin dengan genetika Mendel. Huxley Julian menemukan istilah ini pada tahun 1942, ketika ia meringkas gagasan-gagasan di dalam bukunya, Evolution Modern Synthesis. Sintesis Modern merupakan dasar pemikiran evolusi, teori ini mengacu kepada suatu peristiwa historis yang terjadi sekitar tahun 1930 dan 1940. Tokoh utama yang mengembangkan sintesis modern di antaranya Fisher, Theodosius Dobzhansky, Haldane, Sewall Wright, Julian Huxley, Ernst Mayr, Bernhard Rensch, Sergei Chetverikov, George Gaylord Simpson, dan G. Ledyard Stebbins. Sintesis evolusi modern dikenal juga sebagai sintesis baru, sintesis modern, sintesis evolusi, atau neo-Darwinisme. Pada tahun 1940, berdasarkan eksperimen Griffith Avery, McCleod dan McCarty secara pasti mengenali DNA deoxyribonucleic acid sebagai agen yang bertanggung jawab untuk meneruskan informasi genetika. Sejak tahun 1940, suatu teori evolusi baru muncul yang menyebutkan bahwa perubahan evolusioner terjadi secara cepat antara periode panjang dari stabilitas spesies. Teori ini dikenal sebagai "punctuated evolution" menklarifikasi evolusi yang merupakan teori evolusi yang paling akhir dan dikemukakan oleh Stephen Jay Gould dan Niles Eldredge. Penemuan mereka tentang bagaimana hereditas bekerja via DNA merupakan penjelasan yang lebih tepat tentang mekanisme evolusi. Walter S. Sutton, Theodor Boveri, Wilhelm Johannsen, Thomas Hunt Morgan, and Hermann Muller telah menyelidiki hubungan yang kompleks antara kromosom, gen, dan hukum-hukum hereditas. Ahli Biometrik seperti Ronald Fisher, John Haldane, dan Reginald Crundall Punnett telah menggunakan matematika dan teknik statistika untuk menganalisis perubahan genetik dengan demikian menetapkan bidang genetika populasi. Julian Huxley, cucu dari T. H. Huxley, memberikan kontribusi penting untuk bidang embriologi, antar bidang-bidang yang lain. Paleontologis George Simpson memfokuskan penelitiannya pada pola migrasi antar benua dari spesies masa lampau. James Watson dan Francis Crick memperkenalkan model DNA untuk menjelaskan dasar kimia dari gen, hereditas, dan evolusi. Sintesis modern menguraikan evolusi sebagai suatu perubahan di dalam frekuensi alel dalam suatu populasi dari satu generasi ke generasi berikutnya. Teori ini sekarang menjadi pusat prinsip pengaturan dari biologi modern, yang berhubungan secara langsung dengan topik-topik seperti asal-usul resistensi antibiotika pada bakteri, sosialitas pada serangga, dan keanekaragaman hayati dari kehidupan di Bumi. Pengembangan terbaru yang paling penting dalam biologi evolusi adalah meningkatnya pemahaman dan kemajuan genetika. Jika menurut Darwin mekanisme evolusi itu terjadi karena seleksi alam, maka menurut Sintesis Modern, evolusi terjadi tidak hanya karena seleksi alam tetapi juga disebabkan oleh hanjutan/pergeseran genetik genetic drift, aliran gen gene flow, mutasi, dan perkawinan tidak acak. Prinsip dan Mekanisme Evolusi A. Prinsip-Prinsip Evolusi Berikut ini adalah prinsip-prinsip yang bekerja ketika proses evolusi terjadi. a. Pada satu waktu evolusi terjadi lebih cepat dari yang lainnya. Bentuk baru muncul dan bentuk lama punah. b. Laju kecepatan evolusi tidak sama pada organisme yang berbeda. c. Spesies baru bukan merupakan bentuk yang paling sempurna tapi bentuk yang sudah terspesialisasi. d. Evolusi tidak selalu dari yang sederhana ke kompleks. e. Evolusi terjadi dalam populasi bukan dalam individu. B. Mekanisme Evolusi Titik balik yang menentukan perkembangan dalam teori evolusi adalah kelahiran cabang ilmu biologi baru, yaitu Genetika Populasi. Ilmu ini menunjukkan tentang luasnya variasi genetik di dalam populasi dan mengenali arti penting dari perubahan sifat-sifat yang terakumulasi dari generasi ke generasi. Untuk memahami hubungan genetika populasi dengan evolusi, mari kita mulai dengan konsep spesies. Spesies adalah sekelompok individu sejenis yang mempunyai potensi untuk saling mengawini dan menghasilkan keturunan yang fertil di alam bebas. Sekelompok spesies yang hidup pada tempat dan waktu yang sama disebut populasi. Evolusi terjadi ketika ada perubahan di dalam struktur genetika dari suatu populasi. Untuk memahami bagaimana suatu populasi berubah, para ahli biologi mempelajari jenis dan jumlah gen dari suatu populasi. Kumpulan gen gene pool adalah seluruh alela dari seluruh gen yang terdapat dalam seluruh individu dari suatu populasi pada suatu periode tertentu. Proporsi relatif alela dalam suatu populasi dinyatakan dengan frekwensi alela. Struktur genetik suatu populasi ditentukan oleh frekuensi alel dan genotipnya. Menurut teorema Hardy-Weinberg ”frekuensi alel dan genotip dalam kumpulan gen suatu populasi tetap konstan selama beberapa generasi kecuali kalau ada yang bertindak sebagai agen lain selain rekombinasi seksual”. Teorema Hardy-Weinberg menjelaskan suatu kumpulan gen yang berada dalam suatu kesetimbangan, yaitu suatu populasi yang tidak berevolusi. Nilai kesetimbangan dari frekuensi alel dan genotip yang dihitung berdasarkan persamaan Hardy-Weinberg memberikan dasar untuk melacak struktur genetik suatu populasi selama beberapa generasi. Jika frekuensi alel atau genotipnya menyimpang dari nilai yang diharapkan dari kesetimbangan Hardy-Weinberg, maka populasi tersebut dinyatakan sedang berevolusi. Dengan demikian, definisi evolusi pada tingkat populasi dapat dinyatakan sebagai ”perubahan frekuensi alel atau genotip populasi dari generasi ke generasi” atau ”perubahan dalam struktur genetik populasi”. Karena perubahan dalam suatu kumpulan gen itu adalah evolusi dalam skala terkecil, maka keadaan ini secara khusus disebut sebagai mikroevolusi. Kesetimbangan Hardy-Weinberg hanya dapat dipertahankan jika a. Ukuran populasi sangat besar. Dalam populasi yang besar, hanjutan/pergeseran genetik genetic drift yang merupakan fluktuasi acak dalam kumpulan gen tidak akan mengubah frekuensi alel. b. Terisolasi dari populasi lain. Pada populasi yang terisolasi tidak akan ada aliran gen perpindahan alel antar populasi akibat perpindahan individu atau gamet yang dapat mengubah kumpulan gen. c. Tidak ada mutasi. Pengubahan satu alel menjadi alel lain akibat mutasi akan mengubah frekuensi alel dan genotip suatu populasi. d. Perkawinan acak. Dengan perkawinan acak frekwensi alel dan genotip akan mengikuti hukum pewarisan sifat Mendel, sehingga frekwensi alel dan genotip dapat dipertahankan tetap. e. Tidak ada seleksi alam. Jika potensi kelangsungan hidup dan keberhasilan reproduksi pada semua individu sama, maka frekwensi alel dan genotip akan tetap dari generasi ke generasi. Kelima syarat yang diperlukan untuk mempertahankan kesetimbangan Hardy-Weinberg memberikan suatu framework untuk memahami mekanisme evolusi. Seperti telah dikemukakan di atas evolusi akan terjadi jika salah satu syarat tidak terpenuhi. Dengan demikian mekanisme dasar yang menyebabkan proses evolusi adalah seleksi alam, hanjutan/pergeseran genetik genetic drift, aliran gen gene flow, mutasi, dan perkawinan tidak acak. Berikut ini akan dkemukakan penjelasan mekanisme evolusi oleh masing-masing agen penyebab evolusi 1. Seleksi Alam Jika kita lihat populasi-populasi makhluk hidup di alam, maka kita akan menemukan bahwa setiap populasi terdiri atas individu-individu yang bervariasi. Beberapa varian mungkin menghasilkan lebih banyak keturunan dibanding yang lain. Keberhasilan yang berbeda dalam reproduksi ini adalah seleksi alam. Tentunya hal ini dipengaruhi oleh kemampuan individu yang tidak sama untuk bertahan hidup dan berproduksi. Menurut The American Heritage Science Dictionary, seleksi alam adalah suatu proses di mana organisme-organisme yang lebih baik penyesuaiannya terhadap lingkungan akan menghasilkan keturunan yang lebih banyak dibanding yang lain. Sebagai hasil dari seleksi alam, proporsi organisme suatu spesies dengan karakteristik yang bersifat adaptif terhadap lingkungan akan meningkat pada masing-masing generasi. Oleh karena itu, seleksi alam secara acak memodifikasi variasi asal dari ciri-ciri genetik suatu spesies sehingga alelalel yang bersifat menguntungkan karena survive akan mendominasi, sedangkan alel-alel yang tidak menguntungkan akan berkurang. Seleksi alam mengakibatkan alel diturunkan ke generasi berikutnya dalam jumlah yang tidak proporsional dengan frekuensi relatif generasi saat itu, sehingga mengubah kumpulan gen. Seleksi alam mengakumulasi dan mempertahankan genotip yang menguntungkan dalam suatu populasi. Pengaruh seleksi alam dalam penurunan frekuensi suatu sifat dalam suatu populasi berlangsung dengan tiga cara sebagai berikut a. Seleksi penstabilan stabilizing selection, bekerja terhadap fenotip ekstrim dan menyukai varian antara yang lebih umum. Seleksi ini mengurangi variasi dan mempertahankan keadaan yang tetap pada suatu waktu tertentu untuk suatu fenotip khusus. Sebagai contoh bayangkan populasi kelinci yang panjang kakinya bervariasi. Pada lingkungan yang di dalamnya terdapat anjing hutan, kelinci yang kakinya panjang akan tereliminasi karena mereka tidak dapat melintasi lubanglubang kecil untuk melarikan diri dari anjing hutan. Kelinci yang kakinya pendek juga akan tereliminasi, karena mereka tidak dapat berlari cepat untuk menghindarkan diri dari anjing hutan. Hasilnya adalah populasi kelinci yang panjang kakinya sedang relatif lebih bertahan. Variasi kelinci akan berkurang dan populasi akan stabil. b. Seleksi langsung directional selection, seleksi ini menggeser keseluruhan susunan populasi dengan cara lebih menyukai salah satu varian yang ekstrim. Sebagai contoh jika di sebuah hutan terdapat populasi jerapah. Misalkan makanan jerapah adalah daun-daun sejenis pohon yang ukurannya cukup tinggi. Proses seleksi tentu saja ke arah leher yang lebih panjang. c. Seleksi penganekaragaman diversifying selection, menyeleksi sifat ratarata dan lebih menyukai sifat yang ekstrim. Perhatikan ukuran biji populasi pohon oak, yang berkisar dari yang kecil hingga yang besar. Umpamakan suatu spesies tupai pemakan biji oak menyerbu hutan. Tupai-tupai itu tidak akan memakan biji yang kecil, sebab terlalu sulit untuk di tempatkan. Mereka juga tidak akan memakan biji yang besar sebab terlalu besar untuk dibawa. Setelah beberapa tahun, biji oak yang ukurannya sedang akan menghilang, tetapi biji yang ukurannya kecil dan besar akan survive dan berkecambah. Selanjutnya hutan oak tersebut akan memiliki pohon dengan dua ukuran biji yang berbeda. 2. Hanjutan/pergeseran genetik genetic drift Hanjutan/pergeseran genetik adalah perubahan dalam frekuensi gen pada suatu populasi berukuran kecil akibat kejadian acak. Secara ideal suatu populasi harus berukuran besar agar hanjutan/pergeseran genetik tidak mempengaruhi kumpulan gennya. Pada umumnya hanjutan/pergeseran genetik disebabkan oleh bencana besar dan pembentukan koloni baru oleh sejumlah kecil individu. Bencana besar misalnya letusan gunung berapi dan tsunami dapat mengurangi ukuran populasi secara drastis. Akibatnya, struktur genetik populasi kecil yang selamat mungkin tidak mewakili struktur populasi semula, situasi ini biasanya disebut sebagai efek leher botol bottleneck effect. Dengan hilangnya sebagian besar alel dari kumpulan gen, maka efek leher botol dan hanjutan/pergeseran genetik yang diakibatkannya, akan mengurangi keanekaragaman genetik dalam suatu populasi. Efek leher botol dapat menjelaskan mengapa populasi cheetah memperlihatkan variasi genetik yang sangat sedikit. Hanjutan/pergeseran genetik juga dapat terjadi ketika pembentukan koloni baru oleh beberapa individu yang menempati suatu habitat yang terisolasi. Semakin kecil ukuran populasi koloni baru, maka semakin kecil kemungkinan susunan genetiknya akan mewakili kumpulan gen populasi asalnya. Hanjutan/pergeseran genetik dalam suatu koloni baru dikenal sebagai efek pendiri founder effect. 3. Aliran gen gene flow Aliran gen juga disebut campuran gen atau migrasi gen adalah pertukaran dari variasi genetik antar populasi, ketika faktor geografi dan habitat bukan rintangan. Ernst Mayr berpendapat bahwa aliran gen seperti homogenizing penyamaan gen, dapat menetralkan adaptasi selektip. Pendapat ini didukung oleh Campbell 2003 yang menyatakan bahwa aliran gen cenderung mengurangi perbedaan antara populasi yang telah terakumulasi akibat seleksi alam atau hanjutan/pergeseran genetik. Jika hal ini terjadi cukup luas, aliran gen akhirnya dapat menyatukan populasi yang berdekatan menjadi sebuah populasi tunggal dengan struktur genetik yang sama. Dengan demikian, aliran gen dapat menyebabkan perubahan pada frekuensi alel suatu populasi, kita tahu jika frekuensi alel suatu populasi berubah maka disana telah terjadi proses mikroevolusi. Ketika ada rintangan ke aliran gen, situasi ini dimasukkan ke dalam istilah isolasi reproduksi dan merupakan hal yang penting untuk terjadinya spesiasi. Gerak bebas alel melalui suatu populasi mungkin juga dirintangi oleh struktur populasi. Sebagai contoh, kebanyakan populasi di dunia nyata tidaklah benar-benar secara penuh dapat saling berbiak silang. Jarak geografi mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pergerakan alel di dalam populasi. 4. Mutasi Mutasi adalah perubahan dalam DNA suatu organisme. Suatu mutasi baru yang diturunkan melalui gamet dapat dengan segera mengubah kumpulan gen suatu populasi. Mutasi selalu terjadi. Hampir semua gen mungkin mengalami mutasi sekali pada saat pembelahan yang ke hingga Sastrodihardjo, 1980. Kecepatan mutasi dari berbagai gen bervariasi. Alel yang lebih stabil, frekuensinya akan cenderung bertambah banyak, sedangkan alel yang mudah bermutasi akan cenderung untuk berkurang frekuensinya. Meskipun mutasi pada suatu lokus gen tertentu jarang terjadi, dampak kumulatif mutasi tersebut pada semua lokus bisa signifikan. Hal ini disebabkan oleh setiap individu memiliki ribuan gen, dan banyak populasi memiliki ribuan atau jutaan individu. Dengan begitu, dalam jangka panjang mutasi sangat penting bagi evolusi karena mutasi mempertinggi variabilitas yang berfungsi sebagai bahan mentah untuk seleksi alam. 5. Perkawinan Tidak Acak Syarat lain agar kesetimbangan Hardy-Weinberg dapat dipertahankan adalah perkawinan acak. Tetapi pada kenyataannya, individu lebih sering kawin dengan anggota populasi yang lebih dekat dibandingkan dengan yang lebih jauh jaraknya, terutama pada spesies yang penyebarannya dekat. Hal ini akan mendorong perkawinan antarkerabat inbreeding. Perkawinan tidak acak lainnya adalah perkawinan asortatif atau perkawinan berdasarkan pilihan, di mana individu memilih pasangan yang sama dengan dirinya dalam fenotip tertentu. Sebagai contoh, beberapa kodok Bufo sp paling sering mengawini kodok yang ukurannya sama. Perkawinan yang tidak acak akan meningkatkan jumlah genotif homozygot dari lokus gen pada individu. Setiap perubahan dalam perilaku kawin asortatif atau kawin antar kerabat populasi akan menggeser frekuensi genotif yang berlainan. Dengan demikian, perkawinan tidak acak dapat menyebabkan populasi berevolusi. KESALAHPAHAMAN TENTANG TEORI EVOLUSI Meskipun sintesis modern hampir diterima secara universal oleh masyarakat ilmiah, banyak orang secara intuisi menemukan aspek lain tentang evolusi. Argumentasi-argumentasi melawan teori evolusi secara umum melibatkan kesalah pahaman atau kesalahan konsep tentang evolusi atau tentang ilmu pengetahuan secara umum. Sebagian dari argumentasi yang berlawanan dengan teori evolusi dikaji di bawah ini. 1. Perbedaan antara Teori dan Fakta Sintesis modern, seperti halnya teori yang terdahulu, yaitu Mendelian dan Darwinian, adalah suatu teori ilmiah. Ketika berpidato, biasanya orang menggunakan kata "teori" untuk mengatakan dugaan, spekulasi, atau pendapat, dan kata "fakta" untuk menyatakan benar, atau sangat benar. Dengan pernyataan seperti ini, "teori" bertentangan dengan "fakta". Meskipun demikian, dalam pengertian yang lebih tegas, fakta dan teori menunjukkan status epistemologi dari ilmu pengetahuan. Di dalam IPA, fakta diperoleh dari data satu pengamatan. Sedangkan teori diperoleh dari kesimpulan berdasarkan kumpulan fakta-fakta. Suatu teori adalah satu usaha untuk mengidentifikasi dan menguraikan hubungan antara fenomenafenomena atau berbagai hal, dan menghasilkan prediksi-prediksi yang dapat diuji melalui eksperimen-eksperimen yang dikendalikan, atau pengamatan empiris. Dalam pengertian ilmiah, "fakta-fakta" adalah apa yang diusahakan teori untuk dijelaskan. Maka, untuk para ilmuwan "teori" dan "fakta" tidak berdiri sebagai oposisi, tetapi lebih ada dalam suatu hubungan yang timbal balik; sebagai contoh, yang merupakan suatu fakta bahwa buah apel akan jatuh ke Bumi jika berada pada suatu cabang dan "teori" yang menjelaskan hal ini adalah teori gravitasi. Demikian juga, variasi genetika, seleksi alam, dan tanggapan terhadap seleksi misalnya dalam domestikasi tumbuhan dan hewan adalah fakta, dan generalisasi atau ekstrapolasi dari fenomena ini, serta penjelasan bagi fakta-fakta ini adalah "teori evolusi". Sintesis evolusi modern sudah menggantikan penjelasan-penjelasan sebelumnya untuk asal-usul spesies termasuk Lamarckisme, dan sekarang ini teori evolusi merupakan teori yang paling kuat dalam menjelaskan fenomena-fenomena biologi. 2. Evolusi dan Devolusi Salah satu kesalah pahaman yang paling umum tentang evolusi adalah bahwa satu spesies dapat "sangat ditingkatkan" dibanding yang lain, bahwa evolusi adalah kemajuan yang diperlukan dan atau mendorong pada kompleksitas yang lebih besar atau sebaliknya devolusi. Padahal evolusi tidak menjamin bahwa generasi yang akan datang akan lebih cerdas, komplek, atau moralnya lebih pantas dibanding generasi sebelumnya. Tuntutan bahwa evolusi mengakibatkan kemajuan bukanlah bagian dari teori evolusi modern; itu berasal dari sistem kepercayaan sebelumnya yang terjadi waktu Darwin memikirkan teori evolusinya. Dalam banyak kasus evolusi menunjukkan "kemajuan" ke arah yang lebih tinggi kompleksitasnya, ketika bentuk kehidupan yang paling awal dan sangat sederhana dibandingkan dengan spesies yang ada sekarang. Namun, tidak ada jaminan bahwa semua organisme tertentu yang ada hari ini akan menjadi lebih cerdas, lebih rumit, lebih besar, atau lebih kuat di masa yang akan datang. Sebenarnya, seleksi alam hanya akan memilih sifat yang maju kompleks jika hal itu meningkatkan kesempatan untuk survival, yaitu suatu kemampuan untuk hidup cukup panjang untuk memperbanyak keturunan kepada kedewasaan seksual. Mekanisme yang sama dapat benar-benar menyukai kecerdasan yang lebih rendah, atau kompleksitas yang lebih rendah dan seterusnya jika ciri-ciri itu menjadi suatu keuntungan yang selektif di dalam lingkungan organisme tersebut. Satu arah pemahaman yang nyata bahwa "kemajuan" bentuk kehidupan dari waktu ke waktu adalah untuk mengingatkan bahwa kehidupan yang paling awal dimulai sebagai wujud-wujud yang sangat sederhana. Evolusi menyebabkan kehidupan menjadi lebih kompleks, karena menjadi lebih sederhana tidak menguntungkan. Namun ketika garis keturunan individu sudah mencapai kompleksitas yang cukup, mungkin juga memerlukan penyederhanaan spesialisasi. Sebagai contoh, hal ini dapat dilihat pada banyak spesies parasit yang sudah meningkatkan wujud yang lebih sederhana dari ancestors nenek moyangnya. 3. Spesiasi Kadang-kadang orang berpikir bahwa spesiasi pembentukan spesies baru belum pernah secara langsung diamati, dan dengan begitu evolusi tidak bisa disebut sebagai ilmu pengetahuan yang kuat. Padahal pada kenyataannya "mikroevolusi" telah diamati dan "makroevolusi" tidak dapat diamati secara menyeluruh. Beberapa kreasionis mendefinisikan kembali makroevolusi sebagai perubahan dari satu jenis makhluk hidup ke jenis makhluk hidup lain, masih belum jelas apa yang dimaksud suatu jenis dalam kontek ini dan mengacu kemana. Ini adalah suatu kesalah pahaman baik dari sudut pandang ilmu pengetahuan maupun evolusi. Pertama, penemuan ilmiah tidak terjadi semata-mata melalui suatu eksperimen yang dapat diulang kembali; prinsip tentang uniformitarianism mengijinkan para naturalis untuk menginfer/menduga penyebab sesuatu melalui efek empirisnya. Lebih dari itu, sejak penerbitan buku On the Origin of Species banyak Ilmuwan telah memperkokoh Hipotesis Darwin dengan mengumpulkan data dari sumber yang tidak ada pada jaman Darwin, seperti kesamaan DNA antarspesies dan penemuan fosil baru. Akhirnya, spesiasi telah diamati secara langsung pada hewan-hewan yang siklus hidupnya pendek. 4. Pengorganisasian Diri dan Entropi Ini tuntutan berikutnya terhadap evolusi. Dengan terus meningkatnya kompleksitas tanpa intervensi hal-hal yang gaib, maka proses evolusi melanggar hukum termodinamika kedua. Hukum ini mengusulkan bahwa dalam satu sistem yang terisolasi sempurna entropi akan cenderung untuk meningkat atau tetap. Entropi adalah suatu ukuran jumlah energi di dalam suatu sistem fisika yang tidak bisa digunakan untuk melakukan pekerjaan mekanis, dan dalam thermodinamika statistik hal itu dibayangkan sebagai suatu ukuran dari statistik "kekacauan" pada suatu tingkatan mikro. Tuntutan ini mengabaikan fakta bahwa sistem biologi bukanlah sistem yang terisolasi. Matahari menyediakan sejumlah besar energi kepada Bumi, dan arus panas ini mengakibatkan peningkatan entropi yang sangat besar ketika dibandingkan dengan pengurangan entropi yang berhubungan dengan pengurangan kekacauan sistem biologi. Sebenarnya aliran materi dan energi melalui sistem terbuka membuka peluang kepada suatu organisme untuk meningkatkan kompleksitasnya tanpa bimbingan atau pengaturan. Kehidupan melibatkan sistem terbuka bukan sistem terisolasi, ketika semua organisme mengubah energi dan materinya sesuai dengan lingkungannya, dan dengan cara yang sama Bumi menerima energi dari matahari dan memancarkan kembali energi ke ruang angkasa. 5. Informasi Beberapa orang menyatakan bahwa evolusi tidak bisa menciptakan informasi, atau informasi itu hanya dapat diciptakan oleh kecerdasan. Informasi fisik ada dengan mengabaikan kehadiran kecerdasan, dan evolusi mempertimbangkan informasi baru kapan saja, ketika suatu mutasi atau duplikasi gen terjadi. Sekali pun mereka diberi informasi yang akan memuaskan misalnya penemuan bakteri pemakan nilon yang memiliki enzim yang secara efisien mencerna material yang tidak pernah ada sampai zaman modern. Hal itu berdasarkan pada konsep sederhana pergeseran membaca suatu gen yang telah digunakan untuk yang lain. Tetapi dengan konsep sederhana tersebut gen yang berupa kemampuan mencerna nilon tersedia disana. Mutasi masa depan, barangkali mutasi titik yang terjadi pada gen, secara masuk akal bisa mempertinggi keuntungan dari pengurangan energi untuk proses dekomposisi nilon. 6. Kontroversi Sosial dan Agama Sejak penerbitan The Origin of Species pada tahun 1859, teori evolusi telah menjadi sumber kontroversi yang hampir tetap. Secara umum, kontroversi memusat pada hal-hal yang filosofis, kosmologis, sosial, dan implikasi religius dari evolusi, bukan pada ilmu evolusi itu sendiri. Teori bahwa evolusi biologi terjadi melalui satu mekanisme atau lainnya hampir tidak ditentang dalam masyarakat ilmiah sejak awal abad ke-20. Ketika Darwin memahami teori evolusi, mungkin aspek yang paling kontroversial dari evolusi adalah aplikasinya terhadap asal usul manusia. Gagasan bahwa semua keaneka ragaman dalam kehidupan termasuk manusia muncul melalui proses alami tanpa memerlukan intervensi hal-hal yang gaib merupakan proses yang sulit untuk dipercaya dalam kaitannya dengan keimanan yang paling religius dan terutama untuk agama Ibrahim. Banyak orang-orang yang religius bisa mendamaikan ilmu pengetahuan evolusi dengan keimanan mereka, atau mereka tidak melihat konflik apapun yang riil. Gagasan bahwa keimanan dan evolusi dapat diharmoniskan disebut sebagai evolusi theistik theistic evolution. Kelompok orang-orang religius lain, yang biasanya dikenal sebagai kreasionis creationists, menganggap bahwa kepercayaan tentang asal evolusioner kehidupan bertentangan dengan keimanan mereka, persepsi mereka tentang desain secara alami dari evolusi membuat mereka tidak bisa menerima apa yang mereka sebut "evolusi tanpa pemandu" unguided evolution. Suatu konflik terkait muncul ketika para kritikus mengkombinasikan pandangan religius dari status superior masyarakat dengan dugaan yang salah bahwa evolusi perlu "progresif". Tuntutan para kritikus ini, jika manusia adalah hewan yang lebih pandai superior namun berkembang dari hewan sebelumnya, maka hewan yang lebih rendah inferior tidak akan masih tersisa. Sebab hewan yang inferior dalam pandangan mereka adalah makhluk-makhluk yang sungguh dapat dibuktikan ada. Mereka yang mengkritik evolusi kadang-kadang salah mengambil bukti pendukung, tuntutan mereka bahwa evolusi adalah palsu. Di beberapa negara, khususnya Amerika Serikat, pertentangan antara agama dan ilmu pengetahuan ini diperpanas suasananya dengan apa yang disebut kontroversi evolusi-penciptaan, yang di antaranya sudah menghasilkan perebutan konsep dalam kurikulum pelajaran. Sementara di bidang sains yanglainnya, seperti kosmologi dan ilmu Bumi, juga bertikai tentang penafsiran harfiah dari teks-teks yang religius, studi-studi evolusinoer telah melahirkan debat-debat ini. Evolusi telah digunakan untuk mendukung filosofis dan aneka pilihan etis ilmuwan yang paling modern yang argumentasinya diamanatkan oleh evolusi maupun didukung oleh ilmu pengetahuan. Sebagai contoh, eugenic gagasan dari Francis Galton yang telah dikembangkan ke dalam argumentasi bahwa kualitas kumpulan gen manusia gene pool harus ditingkatkan melalui kebijakan perkawinan selektip. Kebijakan lainnya misalnya insentif untuk reproduksi bagi sebagian “stock keturunan baik" dan disinsentif seperti wajib sterilisasi, "euthanasia ", pengujian sebelum melahirkan, pembatasan kelahiran, dan rancang-bangun sifat genetik bagi sebagian sifat tidak baik. Contoh lain dari perluasan teori evolusioner yang secara luas dihormati adalah " Darwinisme Sosial", suatu istilah yang berikan kepada Teori Malthusian di abad 19 yang dikembangkan Herbert Spencer ke dalam gagasan tentang kesintasan bagi yang terbugar survival of the fittest dalam kehidupan masyarakat secara keseluruhan, dan oleh orang tertentu ketidaksamaan sosial, rasisme, dan kekaisaran adalah dibenarkan. Sumber Hendriani, Yeni; Melia, Savina. 2019. Paket Unit Pembelajaran Mata Pelajaran Biologi [Bioteknologi dan Evolusi]. Jakarta Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud RI.
Banyak teori-teori yang membahas tentang asal-usul makhluk hidup. Ilmu pengetahuan yang dipercaya dari zaman dahulu adalah tentang adanya proses evolusi dalam kehidupan makhluk hidup. Namun, seiring berjalannya waktu konsep evolusi menimbulkan pro dan of Contents Show Pengertian EvolusiAsal-Usul Kehidupan1. Teori Abiogenesis2. Teori Biogenesis3. Teori Kreasi Khas/Teori Penciptaan Khusus4. Teori Kataklisma5. Teori Kosmozoan6. Teori Evolusi Kimia7. Teori Evolusi BiologiSejarah Munculnya Teori Evolusi1. Teori Evolusi Lamarck2. Teori Evolusi Darwin3. Teori Cuvier4. Teori Weismann5. Teori Herbert SpencerPerbandingan Teori Evolusi Lamarck, Weismann, dan DarwinSejarah Evolusi Manusia2. Manusia Purba3. Manusia ModernBukti Evolusi1. Adanya Fosil2. Variasi Individu dalam Satu Keturunan3. Analogi dan Homologi4. Embriologi Perbandingan5. Perbandingan Fisiologi6. BiogeografiMekanisme Evolusi1. Seleksi Alam2. Mutasi Gen3. SpesiasiVideo yang berhubungan Lalu, bagaimakah teori dan mekanisme evolusi itu? Nah, agar kamu dapat memahami tentang evolusi, yuk simak pembahasan berikut EvolusiEvolusi adalah proses perubahan yang terjadi pada makhluk hidup secara perlahan-lahan dan memerlukan waktu yang relatif juga Proses Pembelahan SelAsal-Usul Kehidupan1. Teori AbiogenesisTeori abiogenesis menjelaskan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati atau dengan kata lain makhluk hidup ada dengan sendirinya. Oleh karena itu, teori ini dikenal juga dengan teori Generatio Spontanea. Teori abiogenesis pertama kali dicetuskan oleh Aristoteles yang merupakan tokoh ilmu pengetahuan dari Yunani Kuno. Percobaan yang dilakukan oleh Aristoteles adalah tanah yang direndam air akan muncul abiogenesis ini didukung oleh seorang ilmuwan Inggris pada tahun 1700 yang bernama Nedham. Percobaan yang dilakukan oleh Nedham adalah merebus kaldu dalam wadah selama beberapa menit kemudian ditutup dengan gabus. Setelah beberapa hari, terdapat bakteri dalam kaldu tersebut. Akhirnya, Nedham berpendapat bahwa bakteri berasal dari itu, pada abad ke-17 Antonie van Leeuwenhoek berhasil menemukan mikroskop. Dia mencoba mengamati air rendaman jerami dengan menggunakan mikroskop temuannya. Ternyata dia melihat adanya mikroorganisme di dalam air rendaman jerami Teori BiogenesisTeori biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup barasal dari makhluk hidup pula. Tokoh teori biogenesis adalah sebagai Francesco RediRedi melakukan percobaan untuk menunjukkan bahwa ulat tidak muncul dengan sendirinya pada daging yang membusuk, melainkan berasal dari telur I 1668Redi menggunakan dua kerat daging segar dan dua I diisi dengan sekerat daging dan ditutup toples II diisi dengan kerat daging dan dibiarkan beberapa hari, daging pada toples II telah membusuk dan terdapat banyak percobaan I yang telah dilakukan, redi menyimpulkan bahwa larva bukan berasal dari daging yang membusuk, tetapi berasal dari lalat yang masuk kemudian bertelur pada keratan daging dan telur tersebut menetas menjadi percobaan tersebut mendapat sanggahan dari para ilmuwan pengikut teori abiogenesis. Mereka menyanggah bahwa pada toples I tidak ada kehidupan karena toples tersebut tidak ada kontak dengan udara tertutup. Akibatnya, tidak ada daya hidup didalamnya. Akhirnya Redi melakukan percobaan yang IIMeletakkan daging pada toples tertutup kain kasa sehingga masih terjadi kontak dengan udara, tetapi lalat tidak dapat dari percobaan tersebut yaitu daging membusuk dan ditemukan sedikit larva, dan pada kain kasa penutupnya ditemukan lebih banyak Redi pada percobaan II adalah larva bukan berasal dari daging yang membusuk, tetapi berasal dari lalat yang hinggap di kain kasa dan beberapa telur jatuh pada Lazzaro SpallanzaniPada 1765 Lazzaro Spallanzani melakukan percobaan untuk menyanggah kesimpulan yang dikemukakan oleh Nedham. Lazzaro Spallanzani melakukan percobaan sebagai tabung kaldu dipanaskan sehingga semua organisme yang ada di dalam kaldu didinginkan kaldu tersebut dibagi menjadi 2, satu tabung dibiarkan terbuka dan satu tabung lagi pada tabung yang terbuka terdapat organisme, sedangkan pada tabung yang tertutup tidak terdapat Louis PasteurLouis Pasteur melakukan percobaan menggunakan labu leher direbus hingga mendidih, kemudian beberapa hari, air kaldu tetap jernih dan tidak ditemukan adanya pipa yang berbentuk seperti leher angsa memungkinkan udara dapat masuk ke dalam tabung, tetapi mikroorganisme udara akan terhambat masuk karena adanya uap air pada pipa apabila tabung dimiringkan hingga air kaldu sampai ke permukaan pipa, air kaldu tersebut akan terkontaminasi oleh mikroorganisme udara. Akibatnya setelah beberapa waktu, air kaldu akan keruh karena terdapat hasil percobaan tersebut, tumbanglah teori abiogenesis dan muncul teori biogenesis yang menyatakan hal-hal sebagai vivum ex ovo, artinya setiap makhluk hidup berasal dari vivum ex ovo, artinya setiap telur berasal dari makhluk vivum ex ovo, artinya setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup juga Mengenal Hukum Mendel3. Teori Kreasi Khas/Teori Penciptaan KhususTeori ini menyatakan bahwa kehidupan diciptakan oleh zat supranatural gaib pada saat yang istimewa. Teori ini dikenal dengan nama teori kreasi Teori KataklismaTeori ini menyatakan bahwa semua spesies diciptakan sendiri-sendiri dan berlangsung dalam periode-periode, diantara periode yang satu dengan yang lain terjadi bencana yang menghancurkan spesies lama dan memunculkan spesies baru. Pelopor teori ini adalah Teori KosmozoanTeori ini menyatakan bahwa protoplasma yang membentuk spora-spora kehidupan adalah awal dari kehidupan yang ada di bumi. Spora kehidupan tersebut berasal dari alam semesta yang mencapai permukaan bumi. Pelopor teori ini adalah Teori Evolusi KimiaTeori ini menyatakan bahwa kehidupan berasal dari terbentuknya senyawa-senyawa organik di atmosfer. Senyawa organik tersebut berasal dari adanya gas-gas, seperti metana CH4, hidrogen H2, uap air H2O, dan amonia NH3 di atmosfer serta bantuan energi dari sinar kosmis dan kilatan halilintar, sehingga dapat terbentuk senyawa organik seperti asam organik tersebut terkumpul dalam sup primordial sup purba. Melalui sup purba inilah kemungkinan kehidupan paling sederhana muncul. Tokoh teori ini adalah Oparin, S. Haldane. Dan teori ini dibuktikan oleh Stanley membuat sebuah alat yang meniru keadaan awal bumi sebelum kehidupan terbentuk. Alat percobaan Miller tersusun atas tabung kaca yang dilengkapi dengan kran-kran untuk memasukkan bermacam-macam gas, seperti metana CH4, hidrogen H2, uap air H2O, dan amonia NH3.Tabung tersebut dihubungkan dengan listrik volt dan dilengkapi dengan dua elektroda yang bertujuan untuk menghasilkan bunga api listrik sebagai pengganti halilintar. Setelah beberapa hari, terjadi perubahan warna pada air penampungan dari rangkaian tabung kaca Miller. Perubahan warna tersebut disebabkan karena adanya asam amino dalam amino adalah zat organik pembentuk protein. Hal ini membuktikan bahwa zat anorganik dapat membentuk setidaknya zat organik yang terdapat pada makhluk Teori Evolusi BiologiOparin juga menduga bahwa senyawa yang akan terbentuk dari peristiwa evolusi kimia akan jatuh ke laut yang panas. Dalam waktu yang lama, senyawa-senyawa yang ada di lautan akan membentuk senyawa baru yang lebih kompleks, dan memiliki kemampuan untuk menggandakan diri dan membuat senyawa kimia lain untuk mencukupi kebutuhan energi dan bahwa sel hidup yang pertama menggunakan bahan organik di lautan sebagai pembangun struktur tubuhnya serta pemenuhan kebutuhan energinya, sehingga secara perlahan kadar bahan organik yang ada di lautan akan habis lebih cepat dibandingkan pembentukannya oleh tenaga molekul organik lenyap dari laut, organisme mulai “belajar†bagaimana membuat biomolekul organiknya sendiri dengan memanfaatkan energi sinar matahari melaui proses fotosintesis untuk membuat gula dan molekul organik lainnya dari CO2 mengikat nitrogen, seperti asam Munculnya Teori EvolusiTeori evolusi adalah teori yang muncul sebagai salah satu cara untuk mencari tahu asal usul kehidupan atau makhluk hidup. Seiring berjalannya waktu, banyak para ahli yang telah menjelaskan teori evolusi. Berikut akan dijelaskan mengenai teori evolusi, antara lain teori evolusi Lamarck, teori evolusi Darwin, teori Cuvier, teori Weismann, dan teori Herbert Teori Evolusi LamarckLamarck menyatakan bahwa evolusi yang terjadi pada makhluk hidup merupakan bentuk respon terhadap perubahan lingkungannya. Oleh karena itu, Lamarck merupakan orang pertama yang menyatakan bahwa makhluk hidup melakukan terdapat fakta mengenai teori evolusi Pertama, mengenai penemuan fosil yang memperlihatkan bahwa makhluk hidup di masa lampau berbeda dengan yang hidup saat Kedua, teorinya menjelaskan mengapa setiap makhluk hidup memiliki adaptasi yang baik terhadap Teori Evolusi DarwinTeori evolusi Darwin dimulai saat ia berlayar ke beberapa tempat. Saat sampai di kepulauan Galapagos, Darwin menemukan kura-kura raksasa dan iguana Galapagos yang mirip kadal, tetapi berenang di air dan memakan rumput laut. Darwin memperlihatkan bahwa terdapat variasi pada hewan tertentu berdasarkan bentuk tubuh dan fungsinya dari pulau ke pulau. Hal tersebut terlihat jelas pada populasi burung evolusi Darwin tertuang dalam bukunya yang berjudul “On The Origin of Species by Means of Natural Selectionâ€. Pada buku tersebut, Charles Darwin mengungkapkan teorinya mengenai evolusi. Pokok utama dari teori evolusi Darwin adalah sebagai yang terjadi pada suatu organisme disebabkan oleh seleksi alam natural selection.Yang paling kuat adalah individu yang mampu bertahan hidup Survival of the fittest. Individu yang bertahan akan mewariskan sifat kepada generasi akan berusaha keras untuk bertahan hidup Struggle for existence. Individu yang tidak dapat bertahan akan mati dan terjadi kepunahan, sedangkan yang bertahan akan melanjutkan hidupnya dan Teori CuvierTeori ini dikemukakan oleh George Cuvier. George Cuvier 1769-1832 menyatakan bahwa setiap spesies tercipta secara terpisah. Ia menjelaskan bahwa anak seorang atlet tidak serta merta memiliki otot yang kuat begitu dilahirkan tanpa adanya latihan dan olahraga. Namun, George Cuvier tidak membantah mengenai adanya faktor yang diturunkan dari generasi ke generasi dan ia tidak mengetahui faktor Teori WeismannOrang yang mengemukakan teori ini adalah August Weismann 1834-1914. Weismann adalah seorang ahli biologi berkebangsaan Jerman. Menurut Weismann evolusi terjadi karena adanya seleksi alam terhadap faktor Teori Herbert SpencerHerbert Spencer adalah seorang ahli filsafat dari Inggris yang pertama kali menggunakan istilah evolusi. Menurut Spencer, konsep evolusi yang dimaksud adalah berkaitan dengan suatu perkembangan ciri atau sifat dari waktu ke waktu melalui perubahan yang dikemukakan oleh Spencer tersebut menunjukkan terjadinya suatu proses perubahan. Namun demikian, tampak bahwa pengertian yang dimaksud tidak terkait dengan kajian biologi, dan pada perkembangannya istilah tersebut tenggelam bersamaan dengan perkembangan pemikiran para ahli filsafat yang juga Enzim dan MetabolismePerbandingan Teori Evolusi Lamarck, Weismann, dan DarwinSumber para ahli mengemukakan teori evolusinya masing-masing, ternyata ada yang berbeda pendapat antara satu teori dengan teori lainnya. Seperti halnya perbedaan pendapat antara Lamarck dan Lamarck dan Darwin keduanya menyatakan bahwa evolusi spesies terjadi berangsur-angsur. Tetapi, penyebab dan mekanisme terjadinya perbedaan tersebut dijelaskan secara berbeda oleh kedua teori tersebut. Salah satu contoh evolusi yang terkenal adalah mengenai panjang leher berpendapat bahwa panjang leher jerapah terjadi karena aktivitas nenek moyang jerapah pada zamn dahulu. Dahulu leher jerapah tidak panjang tetapi karena makanannya dedaunan pada pohon yang tinggi, jerapah menggapai-gapai hingga lehernya menjadi panjang. Sifat leher ini kemudian diwariskan kepada keturunannya, sehingga semua jerapah memiliki leher yang Darwin berpendapat bahwa panjang leher jerapah berbeda-beda karena adanya variasi dalam populasi jerapah. Pada populasi jerapah terdapat sebagian jerapah yang berleher lebih panjang daripada yang lainnya. Ketika makanan jerapah tinggi, jerapah dengan leher pendek tidak dapat bertahan hidup dan akhirnya tersebut menyisakan jerapah dengan leher panjang yang masih dapat bertahan hidup dan menghasilkan keturunan jerapah yang berleher Lamarck dan Darwin, Weismann juga berpendapat bahwa sifat leher panjang atau pendek pada jerapah dikendalikan oleh gen. Gen untuk leher panjang bersifat dominan. Sedangkan, gen untuk leher pendek adalah resesif. Karena jerapah berleher pendek tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan, maka jerapah ini tidak dapat bertahan hidup sehingga Evolusi ManusiaSebenarnya kera bukanlah nenek moyang manusia, melainkan antara kera dan manusia memiliki cikal bakal yang sama. Proses evolusi manusia terjadi secara bertahap dalam waktu yang sangat lama. Sejarah evolusi manusia dimulai dari primata cikal bakal yang kemudian dalam perkembangannya akan mengalami perubahan dari generasi ke generasi sampai perkembangan yang lebih baik seperti manusia zaman evolusi manusia yang berasal dari primata cikal bakal adalah sebagai PrimataPada 1871, Charles Darwin menerbitkan bukunya yang berjudul The Descent of Man yang berisi tentang asal usul manusia. Pendapat Darwin tersebut memang berdasarkan pada hubungan kekerabatan antara manusia dengan primata. Sehingga dapat dilihat antara manusia Hominidae dan orang utan Pongidae.Di antara bentuk persamaan tersebut, dapat dilihat dari struktur tubuhnya antara lain sebagai menghadap ke kelenjar susu yang terletak di struktur, jumlah, dan macam kerangka yang darah mempunyai susunan kimia yang rahim dengan tipe Manusia Purbaa. Manusia Kera Afrika SelatanRaymond Dart 1829-1924 menemukan beberapa fosil manusia kera dari Afrika Selatan antara lain Australopithecus africanus, Paranthropus robustus, dan Plesianthropus transvelensis. Menurut Raymond Dart, manusia kera Afrika Selatan memiliki karakteristik antara lain sebagai berdiri tegak dan berjalan dengan dua tinggi badan kurang lebih 1,5 volume otak hanya sekitar 450-600 cm3Habibat hidup di tempat Manusia Kera Afrika TimurLeakey menemukan fosil manusia kera afrika timur dan diberi nama Australopithecus boisai. Australopithecus boisai memiliki ciri-ciri antara lain berbadan lebih kekar, gigi, dan tulang rahang lebih kuat. Penemuan lain adalah jenis Australopithecus habilis yang memiliki ciri-ciri sebagai volume otak yaitu ± 650 cm3 lebih besar dibandingkan manusia kera Afrika Selatan, sehingga intelegensinya lebih menggunakan alat bantu untuk memotong dari Manusia JawaFosil manusia Jawa ditemukan oleh Eugene Dubois, yang merupakan ahli anatomi dan geologi dari Belanda. Eugene Dubois menemukan fosil tersebut di daerah Trinil, Jawa Timur pada 1894. Pada tempat yang berbeda ditemukan pula manusia Jawa jenis lain. Penemuan ini dilakukan oleh Von Koenigswald di daerah Mojokerto dan Sangiran. Hasil penemuan Koenigswald tersebut diberi nama Pithecanthropus Jawa yang ditemukan tersebut memiliki ciri-ciri antara lain sebagai berdiri dan berjalan dengan dua volume otak ± 770-1000 cm3Dapat berkomunikasi dengan membuat alat berburu dan menggunakan Manusia PekingPenemuan fosil manusia purba dilakukan oleh Davidson Black Canada dan Franz Weiden Reich Amerika pada 1920. Penemuan manusia purba tersebut berada di Gua Kapur, Peking. Hasil penemuan tersebut deberi nama Sinanthropus manusia Peking tersebut antara lain sebagai volume otak yang agak besar yaitu ± 900-1200 cm3Diperkirakan hidup sekitar tahun yang menggunakan senjata dan perkakas dari tulang dan menggunakan kebudayaan yang lebih Homo SapiensPenemuan Homo sapiens oleh Eugene Dubois yaitu Homo wajakensis yang ditemukan di desa Wajak, Jawa Timur pada 1889. Spesies ini diperkirakan hidup kurang lebih Manusia ModernManusia modern memiliki ciri-ciri antara lain sebagai volume otak ± 1400-1500 cm3Memiliki tinggi badan ± 1,6 peradaban yang peralatan yang lebih terdapat hubungan sosial dan upacara penjelasan mengenai berbagai sejarah evolusi manusia tersebut, kamu akan memiliki gambaran tentang perkembangan manusia dari generasi ke EvolusiBenarkah teori evolusi itu ada? Apakah buktinya jika ada? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut akan dijelaskan mengenai bukti evolusi, yuk simak Adanya FosilBukti evolusi yang pertama adalah adanya fosil. Fosil adalah sisa-sisa makhluk hidup yang telah membatu dan terperangkap di dalamnya. Fosil ini mampu menguak tabir kehidupan pada masa lampau. Kehidupan masa lampau berbeda dengan kehidupan pada masa sekarang. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya perbedaan struktur antara tubuh hewan atau tumbuhan yang telah menjadi fosil dengan yang masih ada inipun jarang ditemukan dalam keadaan lengkap utuh, umumnya merupakan suatu bagian atau beberapa bagian tubuh makhluk hidup. Faktor-faktor yang menyebabkan jarang ditemukan fosil dalam keadaan lengkap, yaitu sebagai lipatan buatan air, angin dan bakteri pemakan organisme, ada organisme yang tidak memungkinkan suatu bagian tubuh organisme menjadi fosil, misalnya lingkungan yang tidak memungkinkan suatu bagian tubuh organisme menjadi Variasi Individu dalam Satu KeturunanApakah kalian pernah menemukan ada dua individu yang sama persis? Di dunia ini tidak dijumpai dua individu yang identik sama. Bahkan anak kembar pun pasti mempunyai suatu perbedaan. Jadi terdapat adanya variasi antara individu dalam satu spesies. Hal ini terjadi, karena pengaruh berbagai faktor seperti suhu, tanah, dan terhadap jenis hewan dan tumbuhan selama bertahun-tahun menghasilkan varian yang jauh berbeda dengan nenek moyangnya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa adanya variasi merupakan petunjuk adanya evolusi yang menuju terbentuknya spesies-spesies Analogi dan HomologiBukti evolusi dapat ditunjukkan pula dari adanya persamaan organ berbagai organisme. Struktur organ tubuh berbagai organisme tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu analogi dan AnalogiAnalogi adalah organ-organ tubuh yang mempunyai fungsi sama tetapi bentuk asalnya berbeda. Misalnya sayap serangga dengan sayap HomologiHomologi adalah organ-organ makhluk hidup yang mempunyai bentuk asal dasar yang sama, kemudian berubah strukturnya sehingga fungsinya berbeda. Misalnya sayap burung homolog dengan tangan manusia, kaki depan kuda homolog dengan sirip dada ikan Embriologi PerbandinganAdanya persamaan dan perbedaan dalam perkembangan embrio menjadi individu ini menunjukkan adanya hubungan kekerabatan antara organisme yang dapat menjadi bukti evolusi. Van Baer mengemukakan pendapatnya mengenai hal ini, yaitu sebagai umum organisme akan muncul terlebih dahulu daripada sifat yang sifat dimulai dari yang umum menuju yang yang satu akan memisah secara progresif dari binatang yang perkembangannya, hewan-hewan memiliki bentuk embrio yang serupa, namun dewasanya Perbandingan FisiologiMakhluk hidup mulai dari terendah hingga yang paling tinggi tersusun atas sel. Walaupun jumlah sel dan morfologi setelah dewasa berbeda, namun fisiologi di dalam selnya memiliki kemiripan, seperti berikut proteinSintesis ATP dan penggunaannya dalam aktivitas hidup6. BiogeografiPenyebaran hewan dan tumbuhan di berbagai daerah merupakan pendukung kuat adanya evolusi. Perjalanan Darwin ke Galapagos telah membuahkan bukti bahwa pada pulau-pulau yang berdekatan ditemukan jenis hewan yang EvolusiMekanisme evolusi dapat terjadi melalui beberapa faktor sebagai Seleksi AlamDalam mekanisme evolusi, seleksi alam adalah teori yang mempunyai konsep bahwa makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah. Makhluk hidup yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dan antara makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya akan saling bersaing untuk dapat tetap bertahan Mutasi GenMutasi yang terjadi pada sel tubuh tidak akan diwariskan, sementara itu mutasi pada sel kelamin dapat mengakibatkan timbulnya sifat baru yang menguntungkan. Jika sifat baru tersebut dapat beradaptasi dengan lingkungannya maka akan bertahan hidup dan mewariskan mutasi yang dialaminya kepada anggapan bahwa terdapat mutasi yang menguntungkan, munculah teori evolusi baru yaitu teori sintetis modern. Pada intinya teori ini berisi tentang konsep mutasi pada teori seleksi alam Darwin. Oleh karena itu, teori ini juga dikenal sebagai Neodarwinisme 1930-1940.3. SpesiasiMekanisme evolusi yang selanjutnya adalah spesiasi. Spesiasi adalah proses pembentukan spesies baru. Proses pembentukan spesiasi alami dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain sebagai Spesiasi AlopatrikTerjadi karena adanya penghalang fisik seperti sungai, gunung, letak geografis, dan sebagainya. Penghalang ini memisahkan sebuah populasi dari populasi induknya, yang berarti memotong aliran gen antarkedua populasi dari spesiasi alopatrik adalah hasil evolusi dari populasi burung kutilang finch di Kepulauan Galapagos yang terpisah dari populasi induknya di Benua Amerika bagian Spesiasi ParapatrikTerjadi pada populasi-populasi yang letaknya berdekatan. Kelompok gen mereka menjadi terpisah oleh variasi lingkungan. Sebagai contoh adalah rumput yang tumbuh di lingkungan toksik akan mengembangkan toleransi terhadap logam berat, yang tidak dipunyai oleh rumput di sebelahnya yang tidak Spesiasi SimpatrikSpesiasi jenis ini terjadi pada tanaman hasil poliploidi mutasi buatan. Poliploidi adalah peristiwa penggandaan jumlah kromosom yang melebihi aslinya, misalnya dari 2n menjadi MigrasiMigrasi atau perpindahan anggota populasi dapat berlangsung sebagai emigrasi keluar dari populasi atau imigrasi masuk kedalam populasi. Jika perpindahan ini menyebabkan populasi terjebak atau terisolasi oleh kondisi geografis, maka akan menyebabkan terbentuknya keseimbangan genetik baru di tempat juga Proses Sintesis ProteinDemikian pembahasan mengenai evolusi, bukti evolusi, beserta mekanisme evolusi. Semoga pembahasan ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan kamu dalam mempelajari Idun dan Endang Sri Lestari. 2010. BIOLOGI. Bandung Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Ririn. 2016. BIOLOGI. Surakarta Mediatama.
Quipperian, pernahkah kamu bertanya-tanya, bagaimana manusia, hewan, dan tumbuhan bisa ada di bumi? Pertanyaan mengenai asal usul kehidupan makhluk hidup ini masih menjadi tanda tanya besar di berbagai kalangan. Meskipun demikian, sudah ada beberapa teori yang berasal dari pemikiran dan penelitian para ahli yang mencoba untuk menjawab pertanyaan tersebut. Apa saja teorinya? Artikel ini akan membahas tentang teori asal usul kehidupan di bumi, pencetus teori tersebut, dan pendukungnya dengan lebih detail. Yuk, baca ulasan berikut ini! Asal Usul Kehidupan Pertanyaan bagaimana makhluk hidup bisa ada di bumi atau siapa makhluk hidup pertama yang hidup di bumi, memang masih menjadi misteri yang berusaha dipecahkan oleh para ilmuwan sejak lama. Bahkan, zaman sebelum masehi sudah banyak ilmuwan yang berusaha memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Salah satunya saja Aristoteles, pencetus teori Abiogenesis. Sayangnya, teori tersebut belum bisa menjawab pertanyaan mengenai asal usul kehidupan di bumi dan akhirnya dipatahkan oleh teori lain yang dicetuskan oleh ilmuwan asal Italia, yakni Francesco Redi. Lagi-lagi, teori tersebut dipatahkan oleh teori-teori lain yang baru muncul. Hingga akhirnya, munculah berbagai macam teori tentang asal usul makhluk hidup di bumi. Mulai dari teori abiogenesis, teori biogenesis, hingga teori penciptaan. Teori mengenai asal usul kehidupan ini dipelajari dalam ilmu yang mempelajari tentang kehidupan, yakni Biologi. Kamu akan menemukan materi tentang asal usul makhluk hidup ini dalam pelajaran Biologi kelas 12 SMA. Teori Asal Usul Kehidupan Ada berbagai teori yang berusaha menjelaskan tentang asal usul kehidupan di muka bumi. Munculnya teori-teori ini berawal dari hipotesis atau pendapat para ahli, lalu diperkuat dengan bukti-bukti yang didapat dari hasil penelitian. Berikut adalah beberapa teori yang membahas tentang asal usul kehidupan beserta pencetus teori tersebut. 1. Teori Abiogenesis Teori asal usul kehidupan yang paling awal adalah teori Abiogenesis atau disebut juga Genetio Spontanea. Teori ini dicetuskan oleh Aristoteles, seorang filsuf asal Yunani pada tahun 384-322 SM Sebelum Masehi. Teori Abiogenesis berpendapat bahwa makhluk hidup itu bisa muncul dari benda mati. Contohnya, katak berasal dari lumpur. Awal kemunculan teori ini adalah saat Aristoteles meletakkan sepotong daging di tempat terbuka. Perlahan-lahan daging tersebut membusuk dan munculah larva lalat. Hal inilah yang membuat filsuf Yunani tersebut yakin bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati. Tak hanya itu saja, mengutip dari Encyclopedia Britannica, teori ini juga mengakui bahwa kehidupan yang saat ini berasal dari benda mati di bumi sudah ada sejak 3,5 miliar tahun lalu. Kemunculan teori Abiogenesis ini juga didukung oleh Antonie Van Leeuwenhoek, penemu mikroskop pada abad ke-17. Antonie mengamati air rendaman jerami di bawah mikroskop buatannya dan menemukan adanya protozoa sehingga ia pun meyakini bahwa makhluk hidup di bumi berasal dari benda mati. Selain Antonie Van Leeuwenhoek, John Needham juga salah satu tokoh yang mendukung teori asal usul kehidupan Abiogenesis ini. Pada pertengahan 1700, ia melakukan percobaan dengan memasukkan air kaldu ke dalam tabung reaksi dan menutupnya dengan gabus. Setelah beberapa hari, tabung tersebut dipenuhi dengan bakteri. Dengan begitu, John Needham menyimpulkan bahwa teori Abiogenesis adalah benar. 2. Teori Biogenesis Perkembangan ilmu pengetahuan ternyata mengubah cara berpikir banyak orang. Hal inilah yang membuat para ilmuwan mulai mempertanyakan kebenaran dari teori asal usul kehidupan Aristoteles tersebut sekaligus awal mula lahirnya teori asal usul kehidupan Biogenesis. Berbanding terbalik dengan teori Abiogenesis, menurut teori Biogenesis kehidupan di bumi saat ini berasal dari kehidupan sebelumnya. Ada tiga ilmuwan yang mendukung teori ini, yaitu Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur. Untuk memperkuat teori Biogenesis, ketiga ilmuwan ini melakukan percobaan masing-masing. Berikut percobaan yang dilakukan Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur. Percobaan Francesco Redi Pada abad ke-17, Francesco Redi adalah orang pertama yang menyanggah teori asal usul kehidupan Abiogenesis yang dicetuskan oleh Aristoteles. Pada percobaaan, Francesco Redi memasukkan sepotong daging ke dalam dua toples dengan perlakukan berbeda. Toples A dimasukkan sepotong daging tanpa ditutup, sedangkan toples B dimasukkan sepotong daging dan ditutup dengan kain kasa rapat. Kedua toples dibiarkan selama beberapa hari. Image source Setelah beberapa hari, daging yang sudah membusuk di toples A ternyata lebih banyak dihinggapi lalat dan muncul banyak belatung kecil. Sementara itu, tidak ditemukan adanya belatung pada daging membusuk di toples B. Dari percobaannya ini, Redi menyimpulkan bahwa belatung berasal dari telur lalat yang hinggap di daging. Percobaan Lazzaro Spallanzani Sama seperti percobaan John Needham, Lazzaro Spallanzani juga menggunakan air kaldu sebagai percobaannya. Ilmuwan asal Italia ini menyiapkan dua buah tabung, yakni tabung A dan tabung B. Image source Kedua tabung tersebut digunakannya untuk merebus air kaldu selama satu jam untuk memastikan semua mikroorganisme dalam kaldu sudah mati. Setelah direbus selama satu jam, Spallanzani membiarkan tabung A terbuka, sedangkan tabung B ditutup dengan cara memanaskan ujung botol. Hasilnya, terdapat banyak bakteri pada tabung A, sedangkan pada tabung B tidak ada pertumbuhan bakteri di dalamnya. Spallanzani pun menyimpulkan bahwa bakteri dalam air kaldu berasal dari jasad hidup omne ovo ex vivo. Percobaan Louis Pasteur Percobaan Spallanzani kemudian disempurnakan oleh Louis Pasteur dengan menggunakan air kaldu dan tabung leher angsa sebagai penutupnya. Langkah-langkah percobaan Louis Pasteur ini sama dengan percobaan Spallanzani. Hanya saja, Pasteur mempertahankan adanya gaya hidup yang dalam hal ini adalah udara. Jadi, meskipun tabung ditutup, tapi udara tetap bisa masuk ke dalam tabung karena adanya tabung leher angsa sebagai perantara. Image source Setelah air kaldu dipanaskan dan dibiarkan berhari-hari, hasilnya air tersebut tetap jernih dan tidak timbul mikroorganisme. Hal ini dikarenakan, mikroorganisme yang masuk tertahan di tabung leher angsa. Percobaan yang dilakukan oleh Louis Pasteur ini akhirnya dapat mematahkan teori asal usul kehidupan Abiogenesis yang dicetuskan oleh Aristoteles, serta melahirkan tiga teori baru yang isinya Omne vivum ex ovo Semua makhluk hidup berasal dari telur Omne ovum ex vivo Semua telur berasal dari makhluk hidup Omne vivum ex vivo Semua makhluk hidup berasal dari makhluk hidup. Nah, dari penjelasan mengenai teori Biogenesis ini, bisa disimpulkan bahwa teori ini menyatakan bahwa kehidupan di bumi saat ini berasal dari kehidupan sebelumnya. Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur adalah pencetus sekaligus pendukung teori ini. 3. Teori Evolusi Kimia Neobiogenesis Apakah setelah Louis Pasteur berhasil mematahkan teori Abiogenesis pertanyaan tentang asal usul kehidupan terjawab? Belum juga, Quipperian. Sebaliknya, muncul lagi teori baru tentang asal usul kehidupan, yaitu teori evolusi kimia atau disebut juga teori neobiogenesis yang menerangkan bahwa makhluk hidup pertama kali berasal dari senyawa organik. Awal mula lahirnya teori evolusi kimia ini adalah hipotesis yang dikemukakan oleh dua ilmuwan, yakni Oparin dan Haldane pada tahun 1920. Keduanya berpendapat bahwa laut yang baru terbentuk mengandung molekul sederhana yang berlimpah. Kemudian, pada tahun 1953, Harold Urey dan muridnya Stanley Miller membuktikan hipotesis tersebut dengan melakukan percobaan yang meniru atmosfer bumi primitif. Atmosfer buatan tersebut kemudian dicampur dengan gas-gas, seperti metana, amonia, uap air, dan hidrogen dalam sebuah alat. Image source Modul ajar Biologi disusun oleh Maman Rumanta, dkk Selanjutnya, Harold Urey memanfaatkan aliran listrik untuk menyimulasikan kilat dan cahaya matahari pada atmosfer bumi primitif yang dibuatnya dan menunjukkan hasil yang menakjubkan. Dalam beberapa hari saja, percobaan tersebut menghasilkan senyawa organik yang terdiri dari urea, asam asetat, asam laktat, dan beberapa asam amino. Dari hasil percobaan ini, Miller menyimpulkan bahwa terbentuknya senyawa organik pada atmosfer bumi primitif secara spontan sangat mungkin terjadi, tapi agar senyawa organik ini saling berikatan dan membentuk senyawa kompleks penyusun makhluk hidup membutuhkan waktu yang sangat lama, bahkan bisa mencapai jutaan tahun. Itu artinya proses terbentuknya makhluk hidup tidak sesederhana teori Abiogenesis, melainkan ada proses evolusi kimia yang memakan waktu hingga jutaan tahun. Teori ini pun disebut dengan teori evolusi kimia atau neobiogenesis, serta dicetuskan oleh Harold Urey dan Stanley Miller. 4. Teori Panspermia Apakah setelah adanya percobaan yang dilakukan Harold Urey dan Stanley Miller, pertanyaan tentang asal usul kehidupan sudah terjawab? Tentu belum karena setelah teori evolusi kimia, muncul kembali teori asal usul kehidupan yang baru, yaitu teori Panspermia. Teori Panspermia yang juga sering disebut teori eksogenesis atau teori kosmologi ini dicetuskan oleh para ilmuwan antariksa pada abad ke-19. Menurut teori ini, asal usul kehidupan bersumber dari benih-benih kehidupan yang ada di luar angkasa. 5. Teori Penciptaan Semakin para ilmuwan berusaha keras menemukan jawaban asal usul kehidupan, maka semakin banyak pula teori yang dikemukakan. Hal ini juga membuat para ilmuwan semakin merasa kebingungan. Oleh karena itu, sebagian ilmuwan akhirnya memilih kembali pada teori penciptaan yang bersumber dari agama dan kitab-kitab dianutnya. Nah, itu dia beberapa teori asal usul kehidupan yang dicetuskan oleh para ilmuwan terdahulu. Meskipun demikian, asal usul kehidupan makhluk hidup di bumi ini masih menjadi teka-teki besar yang belum terpecahkan.
hubungan teori evolusi kimia dengan asal usul kehidupan adalah